BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kenampakan Alam
Kenampakan alam (bentang alam) adalah segala sesuatu yang
ada di alam dan terbentuk oleh peristiwa alam. Kenampakan alam yang dapat kita
lihat adalah yang ada dipermukaan bumi. Permukaan bumi terdiri atas daratan dan
perairan. Bentuk permukaan bumi ada dua yaitu wilayah daratan dan perairan.
1. Wilayah daratan
Adalah
bagian dari permukaan bumi yang tidak difgenangi air dan berbentuk padat
Kenampakan alam yang termasuk wilayah daratan adalah sebagai berikut.
a.
Dataran rendah
Dataran rendah adalah wilayah datar yang memiliki ketinggian
0-200 meter di atas permukaan laut. Dataran rendah dimanfaatkan untuk
pemukiman, industri dan pertanian.
b. Dataran
tinggi
Adalah wilayah dataran luas yang terletak pada ketinggian di
atas 200 meter. Dataran tinggi disebut juga plateau atau plato. Contohnya
dataran tinggi Dieng, Dataran tinggi Bone, dan lain-lain. Dataran tinggi cocok
untuk pariwisata dan perkebunan.
c.
Pantai
Adalah wilayah perbatasan antara dataran dan laut. Pantai
dimanfaatkan sebagai tempat pariwisata. Contoh: Pantai Carita,Pantai Kasih,
dll. Pantai juga dimanfaatkan untuk tempat pelelangan ikan dan pembuatan garam.
d. Gunung
Adalah bagian bumi yang menonjol dengan ketinggian puncaknya
di atas 600 meter. Gunung dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu
o Gunung berapi merupakan gunung yang
masih aktif dan sewaktu-waktu dapat meletus. Gunung berapi menghasilkan
barang-barang tambang seperti batu, pasir, belerang, dan sumber air panas.
Contoh: Gunung Merapi.
o Gunung tidak berapi merupakan gunung
yang sudah tidak aktif lagi. Gunung yang tidak berapi bisa dimanfaatkan untuk
kegiatan perkebunan, kehutanan, suaka margasatwa atau tempat rekreasi. Contoh:
Gunung Muria.
e.
Pegunungan adalah rangkaian gunung yang sambung menyambung
satu sama lain. Adalah
bagian dari dataran yang bergunung-gunung. Tingginya lebih dari 700meter di atas permukaan laut, berhawa sejuk dan
sering dimanfaatkan untuk tempat rekreasi, peristirahatan, dan pertanian
holtikultura. Pertanian hortikultura adalah
pertanian yang mengembangkan jenis tanaman sayur-sayur dan buah-buahan. Contoh: Pegunungan Sewu,
Pegunungan Jaya Wijaya.
f.
Tanjung merupakan daratan yang menjorok ke laut. Tanjung
yang luas disebut semenanjung. Tanjung banyak dimanfaatkan untuk membangun pelabuhan.
g. Delta
adalah daratan yang berada di tengah sungai. Biasanya di muara sungai. Contoh: Delta Sungai Bengawan Solo.
2. Wilayah Perairan
a.
Sungai
Sungai
adalah tanah basah yang selalu digenangi air dan ditumbuhi tanaman.
Sungai-sungai diIndonesia sangat banyak. Sungai banyak dimanfaatkan untuk
irigasi dan transportasi. Contoh: Sungai Kapuas di Kalimantan, Sungai Kampar di
Riau.
b. Danau,
merupakan suatu cekungan di darat yang amat luas dan berisi air yang
dikelilingi
oleh daratan.Danau ada 2, yaitu: danau alami karena proses alam dan danau
buatan manusia. Danau banyak dimanfaatkan untuk pariwisata dan PLTA. Contoh:
Waduk Jati Luhur di Jawa Barat.
c.
Selat, ialah laut sempit yang berada diantara dua pulau,
misalnya selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatera.
d. Teluk
ialah laut yang menjorok ke darat, misalnya Teluk Cenderawasih, Teluk Banten.
e.
Rawa, merupakan dataran rendah yang digenangi air, rawa baik
untuk perikanan dan hutan
bakau. Misalnya di sepanjang pantai timur Sumatera
Kenampakan Alam Buatan
1. Waduk
Waduk adalah
bendungan atau
dam yang
merupakan danau buatan.
Wadukdimanfaatkan
untuk kepentingan irigasi,
perikanan,
PLTA, dan wisata.
Contohnyaadalah
Waduk Jatiluhur,
2.Pelabuhan
Pelabuhan merupakan bandar atau
tempat berlabuh atau singgahnya
kapalkapal, baik kapal barang atau
kapal muatan penumpang. Pelabuhan
juga sebagai tempat transaksi perdagangan, ekspor
impor, dan bea cukai. Semuakegiatan tersebut menambah devisa negara. Pelabuhan
di Indonesia, antara lain Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta dan Pelabuhan
Tanjung Perak di Surabaya.
Bandar udara adalah tempat yang
sengaja dibuat untuk tinggal landas
sebuah pesawat. Sarana ini termasuk
dalam transportasi udara.
Bandar udara yang terkenal adalah
Soekarno- Hatta di Jakarta, Juanda
di Surabaya, dan masih banyak lagi
yang lainnya
B. Hubungan Kenampakan Alam dengan Keragaman Sosial Budaya
Keragaman
sosial budaya Indonesia dipengaruhi oleh kondisi fisik di Indonesia. Bentuk
pemukaan bumi Indonesia yang tidak rata tersebut akan menmberikan pengaruh
terhadap kehidupan manusia. Keragaman sosial budaya tersebut menyangkut banyak
hal. Seperti pola perilaku, mata pencaharian, adat istiadat dan berbagai bentuk
kesenian. Contohnya masyarakat yang tinggal di daerah pantai. Masyarakat petani
biasanya akan mengadakan peryaan adat setelah musim panen. Begitu pula dengan
cara berpakaian dan kebiasaan masyarakatnya. Semua itu tidak terlepas dengan
keadaan alam dan lingkungan setempat.
B. Fenomena
Alam
Adalah fenomena yang terjadi pada
alam yang berada di sekitar kita, banyak hal yang dapat menyebabkan terjadinya
Fenomena Alam dimuka bumi ini.
Beberapa Penyebab Fenomena Alam :
·
Faktor
Alami
·
Faktor
Buatan
1.
Faktor Alami
Adalah fenomena alam yang terjadi bukan karena campur tangan dari manusia,
melainkan karena aktivitas yang terjadi pada alam di sekitar tersebut.
Contohnya :
Gempa Bumi
Gempa
terjadi akibat pertemuan empat lempeng tektonik yaitu Lempeng Benua Asia,
Lempeng Benua Australia, Lempeng Samudera Hindia, dan Lempeng Samudera Pasifik.
Pengertian
Gempa Bumi
Gempa
bumi adalah getaran yang dirasakan di atas permukaan bumi yang disebabkan oleh
adanya gelombang seismik. Gempa bumi bersifat merusak dan tingkat kerusakannya
tergantung pada kekuatan dan jarak dari sumber gempa. Sumber atau pusat gempa
bumi disebut dengan hiposentrum, kekuatannya dinyatakan dalam skala richter
yang diukur dengan alat bernama seismograf.
Klasifikasi
Gempa Bumi Menurut Kedalaman Hiposentrum
A. Gempa
Bumi Dalam
Gempa
bumi dalam mempunyai hiposentrum yang letaknya berada pada kedalaman lebih dari
300 KM di bawah permukaan bumi. Karena letaknya hiposentrumnya yang dalam,
gempa bumi jenis ini umumnya tidak terlalu berbahaya.
B. Gempa
Bumi Menengah
Gempa
bumi jenis ini mempunyai kedalaman hiposentrum antara 60 sampai 300 KM di bawah
permukaan bumi. Gempa bumi menengah umumnya mempunyai dampak yang terasa dan
menimbulkan kerusakan ringan. Gempa bumi tipe ini pernah terjadi di pulau
sumatera bagian barat, pulau jawa bagian selatan, sepanjang teluk tomini, laut
maluku, dan kep. Nusa Tenggara.
C. Gempa
Bumi Dangkal
Gempa
bumi dalam adalah gempa bumi yang letak hiposentrumnya kurang dari 60 KM di
bawah permukaan bumi. Gempa bumi jenis ini dampaknya cukup berbahaya dan
biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.
Klasifikasi
Gempa Bumi Menurut Penyebabnya
a. Gempa
Bumi Vulkanik
Gempa
bumi vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh adanya peningkatan
aktifitas gunung berapi. Getaran yang dirasakan saat gempa vulkanik diakibatkan
oleh adanya pergerakan magma pada perut bumi sehingga menyebabkan
getaran-getaran di sekitar gunung berapi tersebut.
b. Gempa
Bumi Tektonik
Gempa
tektonik adalah gempa bumi disebabkan oleh adanya pergerakan lempeng plat
tektonik bumi. Gempa tektonik sebenarnya sangat sering terjadi karena
lempeng-lempeng tektonik bumi yang terus-menerus bergerak, hanya saja
getarannya kadang tidak dapat dirasakan karena kekuatannya yang kecil.
Gempa
tektonik umumnya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tektonik bumi karena
di daerah ini sering terjadi tumbukan antara lempeng tektonik yang melepaskan
energi yang besar sehingga dapat menyebabkan gempa bumi yang sangat merusak.
Gempa tektonik bisa terjadi baik di darat maupun di laut. Jika terjadi di laut
gempa jenis ini bisa saja menghasilkan gelombang tsunami yang sangat mematikan.
Selain
gempa vulkanik dan tektonik, penyebab lain gempa bumi adalah akibat runtuhnya
atapgoa atau terowongan yang besar sehingga bisa menghasilkan getaran di
permukaan tanah. Selain itu gempa bumi
bisa juga diakibatkan oleh ulah manusia, misalnya karena ledakan bom yang
mempunyai daya ledak tinggi.
Kesimpulan : Gempa terjadi akibat bertemunya 4
lempengan yang berada di muka bumi ini, karena lempengan tersebut saling
berbenturan atau bertabrakan maka, tercipatalah getaran dari bawa tanah yang
disebut Gempa Bumi.
Letusan Gunung Berapi
Kerak bumi adalah lapisan tipis batuan padat (10 hingga 70 Km) yang mengambang di lapisan lebih tebal dari
batuan cair, mantel, di mana batu berada pada suhu 1100-1200° C di lapisan paling dangkal dan lebih panas dan
semakin panas dengan meningkatnya kedalaman. Batuan cair ini adalah cairan
magma yang keluar dari gunung berapi pada permukaan kerak bumi dan menjadi batu
lava ketika membeku.Kerak bumi
memberikan sebuah tekanan besar pada mantel magma yang cenderung terhadap
keuntungan pada setiap titik lemah yang berada di atas kerak bumi, yang
terbentuk oleh beberapa patahan, untuk naik dan keluar di atas permukaan. Gunung berapi dengan bentuk kerucut
yang khas terbentuk menjadi banyak lapisan dari letusan lava terpadatkan selama
ratusan ribu tahun. Hal tersebut merupakan kehidupan normal gunung berapi.Pada
titik ini, mengingat banyaknya gunung berapi di dunia, kita bisa bertanya-tanya
bagaimana magma dari mantel bisa begitu mudah keluar melalui kerak bumi.
Jawabannya
terletak pada mantel yang sama, hal ini ditunjukkan oleh gerakan-gerakan
konvektif besar yang menyebabkan turunnya magma bagian atas yang lebih dingin,
digantikan oleh magma bagian dalam yang lebih panas dalam siklus terus menerus,
mirip dengan air mendidih dalam ketel.
Konveksi
aliran ini banyak terdapat di dalam mantel dan bergerak seperti ban berjalan,
mampu bergerak seluas kerak bumi. Untuk alasan ini, dibagi menjadi banyak
lempeng kerak yang bergerak antara satu dengan lainnya beberapa centimeter
setiap tahun. Hanya tepi lempeng kerak ini merupakan daerah lemah dan tidak
stabil dari kerak bumi di mana magma dari mantel dengan mudah dapat muncul
untuk membentuk gunung berapi.
Kerak bumi adalah terpendek (hanya
Km 5-10) kedekatannya dengan dasar laut dan tebal paling di bawah
pegunungan gunung utama, tapi sebagian besar terbentuk atau masih sedang
terbentuk hari ini hanya sepanjang batas antara dua lempeng kerak dimana
terjadi tabrakan antara satu dengan yang lain. Jadi, salah satu dari dua
lempeng :
Letusan magma mereda oleh gas-gas terlarut di dalamnya, terutama karena
magma melintasi lapisan kerak bumi dan mendekomposisi bagian dari batuan di
sepanjang jalan. Jadi magma jenuh di bawah tekanan besar dengan gas-gas seperti
CO2, SO2, HCl, HF, H2O, H2 dan lainnya. Ketika magma naik sepanjang
lubang utama dari gunung berapi, tekanan berkurang dan gas terpisah dari magma
membentuk gelembung. Ini cenderung untuk naik ke atas dan meningkatkan tekanan
yang diberikan ke atas oleh lava.
Penting untuk diketahui bahwa magma meletus dari gunung
berapi tidak datang langsung dari mantel, tetapi dari ruang magmatik besar atau
“kaldera” dan terletak di dalam
kerak bumi. Kaldera tersebut
terletak pada beberapa kilometer di bawah gunung berapi, langsung berhubungan
dengan kawahnya.
Viskositas magma sangat penting untuk menjelaskan letusan gunung
berapi karena sangat bervariasi. Magma
yang paling kental membentuk gunung berapi di mana batuan cair cenderung
memadat segera setelah letusan atau bahkan sebelum keluar dari kawah.
Akibatnya, magma ini cenderung menyumbat vulkanik menyumbat lubang dengan tutup dari magma padat pada akhir setiap letusan.
Kesimpulan
untuk setiap letusan eksplosif
hanya merupakan langkah pertama menuju letusan berikutnya, walaupun terjadi
setelah beberapa abad, bahkan tekanan dari dasar magma dan gas, cepat atau lambat cenderung membuat tutup tersebut
meledak sehingga letusan dari gunung berapi biasanya mendadak dan eksplosif,
setelah periode waktu panjang yang tenang.
Kerasnya
letusan di daerah sekitarnya dipicu oleh ledakan yang disebabkan oleh gas-gas
yang dilepaskan dengan keras oleh magma yang sangat kental, bergerak bersama
sejumlah abu, bara dan puing-puing yang berasal dari bagian-bagian dari gunung
yang hancur oleh ledakan. Ini membentuk awan gas panas yang tinggi dan besar
dan partikel padat yang dapat runtuh pada sisi-sisi gunung berapi dan membentuk
awan dari abu dan gas yang membakar segala sesuatu di sepanjang jalan mereka.
Kesimpulan
: Letusan Gunung Berapi terjadi
karena ada tekanan magma dan gas – gas yang berada dalam gunung berapi
tersebut. Dimungkinkan karena tidak kuat menahan tekanan gas dan magma gunung
tersebut meledak / meletus dan mengeluarkan semacam asap dan bahkan dapat
mengeluarkan magma kental.
2. Faktor
Buatan
Adalah fenomena alam yang terjadi
akibat campur tangan manusi, yang disebabkan oleh tindak dari kesalahan manusia
sehingga dapat menyebabkan bencana alam.
Contohnya
:
Faktor-faktor Penyebab Banjir
Faktor-faktor Penyebab Banjir
Merupakan peristiwa terbenamnya
daratan (yang biasanya kering) karena volume air yang meningkat Banjir dapat
terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar,
peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan sungai.
Di
banyak daerah yang gersang di dunia, tanahnya mempunyai daya serapan air yang
buruk, atau jumlah curah hujan melebihi kemampuan tanah untuk menyerap air.
Ketika hujan turun, yang kadang terjadi adalah banjir secara tiba-tiba yang
diakibatkan terisinya saluran air kering dengan air. Banjir semacam ini disebut
banjir bandang.
Beberapa penyebab banjir akibat ulah
manusia adalah:
- Ilegal Loging (Penebangan
Hutan Liar)
- Bertumpuknya sampah pada
saluran air, sehingga terjadi penyumbatan pada saluran air.
- Kurangnya kesadaran masyarakat
untuk melakukan penanaman kembali pada daerah / hutan hutan yang baru di
tebangi.
- Tidak adanya lagi tanah resapan
untuk digunakan air sebagai tempat baginya beristirahat dikala hujan
turun. tidak ada lagi lahan hijau sebagai tempat resapan air tanah.
akibatnya, ketika hujan tiba, tanah menjadi tergerus oleh air dan kemudian
air terus meluncur tanpa adanya penghalang alami yang kemudian menyebabkan
banjir. dan masih banyak lagi penyebab-penyebab banjir yang lainya.
Faktor alam penyebab terjadinya
banjir secara alami adalah:
Badai juga dapat menyebabkan
banjir melalui beberapa cara, di antaranya melalui ombak besar yang tingginya
bisa mencapai 8 meter. Selain itu badai juga adanya presipitasi yang dikaitkan
dengan peristiwa badai. Mata badai mempunyai tekanan yang sangat rendah, jadi
ketinggian laut dapat naik beberapa meter pada mata guntur. Banjir pesisir
seperti ini sering terjadi di Bangladesh.
Gempa bumi dasar laut maupun letusan pulau gunung berapi yang membentuk kawah
(seperti Thera atau Krakatau) dapat memicu terjadinya gelombang besar yang
disebut tsunami yang menyebabkan
banjir pada daerah pesisir pantai.
Kesimpulan : Banjir yang alami itu wajar
karena disebabkan oleh badai, hujan yang berlebih dan gempa. Tapi sangat tidak
wajar bila banjir itu disebabkan oleh kesalahan dan keserekahan manusia
sendiri.
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Fenomena_alam
0 komentar:
Posting Komentar