MAKALAH FILSAFAT ILMU
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fenomena perkembangan abad mutakhir menghendaki adanya suatu sistem
pengetahuan yang komprehensif dengan demikian berdampak pada ilmu pengetahuan yang
berkembang terus menerus tanpa berhenti seiring dengan perkembangan pengetahuan
manusia. Perkembangan pengetahuan manusia tentang kehidupan, alam semesta dan
hal-hal yang bersifat abstrak merupakan tantangan dan tujuan dari pencarian
kebenaran sejati.
Perkembangan masyarakat dewasa ini menghendaki adanya pembinaan manusia
yang dilaksanakan secara seimbang antara nilai dan sikap, pengatahuan,
kecerdasan, keterampilan, kemampuan komunikasi, dan kesadaran akan ekologi
lingkungan dengan tujuan menjadikan manusia
tidak hanya berintelektual tingggi, tetapi juga memilki akhlak mulia.
Hal-hal demikian menjadikan seseorang untuk berfikir
secara mendalam
, merenung, menganalisis dan menguji coba, serta merumuskan
sesuatu kesimpulan yang dianggap benar sehingga dengan melakukan kegiatan
terebut dengan tidak sadar sudah melakukan kegiatan berfilsafat, maka dari itu
ilmu lahir dari filsafat atau dapat dikatakan filsafat merupakan induk dari
sebuah ilmu, oleh karena itu filsafat mempunyai kesamaan dan perbedaan dengan
ilmu. Adapun pengertian dari
filsafat dapat dilihat dari segi etimologis, terminologis, filsafat sebagai
pandangan hidup, dan filsafat sebagai ilmu. Filsafat
merupakan sesuatu yang digunakan untuk mengkaji hal-hal yang ingin dicari
kebenaranya dengan menerapkan metode-metode filsafat.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah
pengertian dari filsafat?
2. Apakah
pengertian dari ilmu?
3. Apakah
pengetian dari filsafat ilmu?
4. Bagaimanakah
perkembangan filsafat ilmu?
5. Apakah
bidang kajian dan masalah-masalah dalam filsafat ilmu?
6. Apakah
manfaat mempelajari filsafat ilmu?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
pengetian dari filsafat
2. Mengetahi
pengertian dari ilmu
3. Mengetahui
pengertian filsafat ilmu
4. Mengetahui
perkembangan filsafat ilmu
5. Apakah
bidang kajian dan masalah-masalah dalam filsafat ilmu?
6. Apakah
manfaat mempelajari filsafat ilmu
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat
Filsafat dikembangkan oleh bangsa Yunani diberbagai kota.
Masyarakat Yunani mengembangkan Filsafat dikarenakan adanya beberapa faktor
yakni pertama, adanya perubahan pada
masyarakat Yunani pada abad ke-6 SM yakni dari masyarakat agraris menjadi
masyarakat yang hidup dari sektor perdagangan internasional yang berdampak
muncul puluhan kota yang mandiri contohnya Athena. Kedua, kondisi tersebut mendukung perkembangan rasionalitas yang
baru karena adanya kemakuran sehingga menciptakan iklim yang kondusif bagi
manusia untuk berpikir lebih baik guna mencari jawaban atas berbagai masalah. Ketiga, berkembangya bentuk kenegaraan
demokratis sehingga orang bisa berpikir lebih bebas dalam menganalisis dan atau
mencari tahu jawaban atas masalah yang dihadapi maupun yang menarik baginya.
Maka dari itu, kata Filsafat berasal dari bahasa Yunani. Adapun pengertian
dari filsafat dapat dilihat dari segi etimologis, terminologis, filsafat
sebagai pandangan hidup, dan filsafat sebagai ilmu.
Pengertian filsafat menurut para ahli:
1.
Aristoteles ( (384 – 322 SM) :
Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan
demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab
telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.
2.
Cicero ( (106 – 43 SM ) :
filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the mother of all the arts“ ia
juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan )
3.
Johann Gotlich Fickte (1762-1814
) : filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari
ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan
sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan
seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
4.
Imanuel Kant ( 1724 – 1804 ) :
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yange menjadi pokok dan pangkal dari segala
pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan.
·
Apakah yang dapat kita kerjakan ?(jawabannya
metafisika )
·
Apakah yang seharusnya kita kerjakan (jawabannya Etika
)
·
Sampai dimanakah harapan kita ?(jawabannya Agama )
·
Apakah yang dinamakan manusia ? (jawabannya
Antropologi )
5.
Hasbullah Bakry :
Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam
mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan
pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu sebenarnya setelah mencapai
pengetahuan itu.
Karakterisik flsafat:
·
Filsafat adalah bagian dari pengetahuan yang berkaitan
dengan hakikat, prinsip, dan asas dari seluruh realitas/objek materi filsafat.
·
Ada objek materi filsafat, bisa ada skala (nyata),
niskala (tidak nyata).
·
Pengetahuan filsafat didapat dari aktifitas akal budi
dengan menggunakan pemikiran rasional, pemahaman, penafsiran, spekulasi,
penilaian kritis, logis, menyeluruh, dan sistematis.
·
Filsafat sebagai ilmu bertujuan mencari kebijaksanaan
melalui penggalian kebenaran secara mendalam yang menyangkut sebab-sebab
pertama ataupun sebab-sebag terakhir.
·
Filsafat merupakan pertanyaan bukan pernyatan yang tak
pernah berahir ataupun dapat dikatakan seni kritik atau ilmu kritis guna
membangun suatu gudang teoritis yang menjadikan manusia insan yang philosopos.
B.
Pengertian
ilmu
Pengertian ilmu
menurut para ahli:
1.
M. IZUDDIN
TAUFIQ
Ilmu adalah penelusuran data atau informasi melalui pengamatan,
pengkajian dan eksperimen, dengan tujuan menetapkan hakikat, landasan dasar
ataupun asal usulnya
2.
THOMAS KUHN
Ilmu adalah himpunan aktivitas yang menghasilkan
banyak penemuan, bail dalam bentuk penolakan maupun pengembangannya
3.
Dr. MAURICE
BUCAILLE
Ilmu adalah kunci untuk mengungkapkan segala hal, baik
dalam jangka waktu yang lama maupun sebentar.
4.
NS. ASMADI
Ilmu merupakan sekumpulan pengetahuan yang padat dan
proses mengetahui melalui penyelidikan yang sistematis dan terkendali (metode
ilmiah)
5.
POESPOPRODJO
Ilmu adalah proses perbaikan diri secara
bersinambungan yang meliputi perkembangan teori dan uji empiris
C.
Pengertian
filasafat ilmu
Meskipun secara historis
antara ilmu dan filsafat pernah merupakan suatu kesatuan, namun dalam
perkembangannya mengalami divergensi, dimana dominasi ilmu lebih kuat
mempengaruhi pemikiran manusia, kondisi ini mendorong pada upaya untuk
memposisikan ke duanya secara tepat sesuai dengan batas wilayahnya
masing-masing, bukan untuk mengisolasinya melainkan untuk lebih jernih melihat
hubungan keduanya dalam konteks lebih memahami khazanah intelektuan manusia.
Filsafat ilmu
diperkenalkan sekitar abad XIX oleh sekelompok ahli ilmu pengetahuan dari
universitas wina. Para ahli ilmu pengetahuan yang dipelopori oleh Moris Schlick
membentuk suatu perkumpulan yang disebut Wina circle untuk menyatukan semua
disiplin ilmu (kimia,fisika,matematika) pada suatu bahasa ilmiah dan cara
bekerja ilmiah yang pasti dan logis. Bidang keilmuan membutuhkan proses kerja
ilmiah yang relevan dengan pokok perhatian yang lebih spesifik. Karena itu saat
ini filsafat ilmu sudah semakin berkembang dan menjadi filsafat modern yang
dibutuhkan dalam setiap ilmu.
Adapaun persamaan
(lebih tepatnya persesuaian) antara ilmu dan filsafat adalah bahwa keduanya menggunakan
berfikir reflektif dalam upaya menghadapi/memahami fakta-fakta dunia dan
kehidupan, terhadap hal-hal tersebut baik filsafat maupun ilmu bersikap kritis,
berfikiran terbuka serta sangat konsern pada kebenaran, disamping perhatiannya
pada pengetahuan yang terorganisisr dan sistematis.
Sementara itu perbedaan
filsafat dengan ilmu lebih berkaitan dengan titik tekan, dimana ilmu mengkaji
bidang yang terbatas, ilmu lebih bersifat analitis dan deskriptif dalam
pendekatannya, ilmu menggunakan observasi, eksperimen dan klasifikasi data
pengalaman indra serta berupaya untuk menemukan hukum-hukum atas gejala-gejala
tersebut, sedangkan filsafat berupaya mengkaji pengalaman secara menyeluruh
sehingga lebih bersifat inklusif dan mencakup hal-hal umum dalam berbagai
bidang pengalaman manusia, filsafat lebih bersifat sintetis dan sinoptis dan
kalaupun analitis maka analisanya memasuki dimensi kehidupan secara menyeluruh
dan utuh, filsafat lebih tertarik pada
pertanyaan kenapa dan bagaimana dalam mempertanyakan masalah hubungan antara
fakta khusus dengan skema masalah yang lebih luas, filsafat juga mengkaji hubungan antara temuan-temuan ilmu dengan klaim agama, moral serta seni.
Dengan demikian, Ilmu mengkaji hal-hal yang bersifat
empiris dan dapat dibuktikan, filsafat
mencoba mencari jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh
Ilmu dan jawabannya bersifat spekulatif, sedangkan Agama merupakan jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa
dijawab oleh filsafat dan jawabannya bersifat mutlak/dogmatis.
Berikut adalah
pengertian filsafat ilmu menurut para ahli:
1. Robert Ackermann
Filsafat ilmu
dalam suatu segi adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah
dewasa ini dengan perbandingn terhadap pendapat-pendapat lampau yang telah
dibuktikan atau dalam kerangka ukuran-ukuran yang dikembangkan dari
pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu demikian bukan suatu
cabang yang bebas dari praktek ilmiah senyatanya.
2. Peter Caws
Filsafat ilmu
merupakan suatu bagian filsafat yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang
filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia.
3. Lewis White Beck
Filsafat ilmu
mempertanyakan dan menilai metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba
menetapkan nilai dan pentingnya usaha ilmiah sebagai suatu keseluruhan.
4. John Macmurray
Filsafat ilmu
terutama bersangkutan dengan pemeriksaan kritis terhadap pandangan-pandangan
umum, prasangka-prasangka alamiah yang terkandung dalam asumsi-asumsi ilmu atau
yang berasal dari keasyikan dengan ilmu.
D. Perkembangan filsafat ilmu
Secara umum dapat
dikatakan bahwa sejak perang dunia ke 2, yang telah menghancurkan kehidupan
manusia, para Ilmuwan makin menyadari bahwa perkembangan ilmu dan pencapaiannya
telah mengakibatkan banyak penderitaan manusia , ini tidak terlepas dari pengembangan ilmu dan teknologi yang tidak dilandasi oleh nilai-nilai moral
serta komitmen etis dan agamis pada nasib manusia , padahal Albert Einstein pada tahun 1938 dalam
pesannya pada Mahasiswa California Institute of Technology mengatakan “
Perhatian kepada manusia itu sendiri dan nasibnya harus selalu merupakan perhatian pada masalah besar yang tak kunjung
terpecahkan dari pengaturan kerja dan pemerataan benda, agar buah ciptaan dari pemikiran kita akan
merupakan berkah dan bukan kutukan terhadap kemanusiaan (Jujun S Suriasumantri,
1999 : 249 ).
Akan
tetapi penjatuhan bom di Hirosima dan Nagasaki tahun 1945 menunjukan bahwa
perkembangan iptek telah mengakibatkan kesengsaraan manusia , meski
disadari tidak semua hasil pencapaian
iptek demikian, namun hal itu telah
mencoreng ilmu dan menyimpang dari pesan
Albert Einstein, sehingga hal itu
telah menimbulkan keprihatinan filosof tentang arah kemajuan peradaban manusia
sebagai akibat perkembangan ilmu (Iptek) .
Untuk
itu nampaknya para filosof dan ilmuan perlu
merenungi apa yang dikemukakan Harold H
Titus dalam bukunya Living Issues in
Pilosophy (1959), beliau mengutif
beberapa pendapat cendikiawan seperti Northrop yang mengatakan “ it
would seem that the more civilized we become , the more incapable of maintaining
civilization we are”, demikian juga pernyataan Lewis Mumford yang berbicara tentang “the invisible breakdown in our civiliozation : erosion of value, the
dissipation of human purpose, the denial of any dictinction between good and
bad, right or wrong, the reversion to sub human conduct” (Harold H Titus, 1959
: 3)
Ungkapan
tersebut di atas hanya untuk menunjukan bahwa memasuki dasawarsa 1960-an kecenderungan mempertanyakan manfaat ilmu
menjadi hal yang penting, sehingga pada periode ini (1960-1970) dimensi aksiologis menjadi perhatian para
filosof, hal ini tak lain untuk
meniupkan ruh etis dan agamis pada ilmu, agar pemanfaatannya dapat menjadi
berkah bagi manusia dan kemanusiaan ,
sehingga telaah pada fakta empiris berkembang ke pencarian makna dibaliknya
atau seperti yang dikemukakan oleh Prof.
Dr. H. Ismaun, M.Pd (2000 : 131) dari telaah positivistik ke telaah
meta-science yang dimulai sejak tahun 1965.
Memasuki
tahun 1970-an , pencarian makna ilmu mulai berkembang khususnya di kalangan
pemikir muslim , bahkan pada dasawarsa ini lahir gerakan islamisasi ilmu, hal
ini tidak terlepas dari sikap apologetik umat islam terhadap kemajuan barat,
sampai-sampai ada ide untuk melakukan sekularisasi, seperti yang dilontarkan
oleh Nurcholis Majid pada tahun 1974
yang kemudian banyak mendapat reaksi keras dari pemikir-pemikir Islam seperti dari Prof. H.M Rasyidi dan Endang Saifudin Anshori.
Mulai
awal tahun 1980-an, makin banyak karya cendekiawan muslim yang berbicara tentang integrasi ilmu dan agama atau
islamisasi ilmu, seperti terlihat dari berbagai karya mereka yang mencakup variasi ilmu seperti karya
Ilyas Ba Yunus tentang Sosiologi Islam, serta karya-karya dibidang ekonomi,
seperti
karya Syed Haider Naqvi Etika dan Ilmu Ekonomi, karya Umar Chapra Al
Qur’an, menuju sistem moneter yang adil, dan karya-karya lainnya , yang
pada intinya semua itu merupakan upaya penulisnya untuk menjadikan ilmu-ilmu
tersebut mempunyai landasan nilai islam.
Memasuki
tahun 1990-an , khususnya di Indosesia
perbincangan filsafat diramaikan dengan wacana post modernisme, sebagai
suatu kritik terhadap modernisme yang berbasis positivisme yang sering mengklaim universalitas ilmu,
juga diskursus post modernisme memasuki kajian-kajian agama.
Post
modernisme yang sering dihubungkan dengan Michael
Foccault dan Derrida dengan
beberapa konsep/paradigma yang kontradiktif dengan modernisme seperti dekonstruksi, desentralisasi, nihilisme dsb,
yang pada dasarnya ingin menempatkan narasi-narasi kecil ketimbang narasi-narasi besar, namun post
modernisme mendapat kritik keras dari Ernest
Gellner dalam bukunya Post modernism,
Reason and Religion yang terbit pada tahun1992. Dia menyatakan bahwa post
modernisme akan menjurus pada relativisme dan untuk itu dia mengajukan konsep
fundamentalisme rasionalis, karena rasionalitas merupakan standar yang berlaku
lintas budaya.
Disamping
itu gerakan meniupkan nilai-nilai agama pada ilmu makin berkembang, bahkan
untuk Indonesia disambut hangat oleh ulama dan masyarakat terlihat dari berdirinya BMI, yang pada
dasarnya hal ini tidak terlepas dari gerakan islamisasi ilmu, khususnya dalam
bidang ilmu ekonomi.
Dan
pada periode ini pula teknologi informasi sangat luar biasa , berakibat pada
makin pluralnya perbincangan/diskursus filsafat, sehingga sulit menentukan
diskursus mana yang paling menonjol, hal ini mungkin sesuai dengan apa yang
digambarkan oleh Alvin Tofler sebagai The
third Wave, dimana informasi makin cepat memasuki berbagai belahan dunia
yang pada gilirannya akan mengakibatkan kejutan-kejutan budaya tak terkecuali
bidang pemikiran filsafat.
Meskipun
nampaknya prkembangan Filsafat ilmu erat kaitan dengan dimensi axiologi atau
nilai-nilai pemanfaatan ilmu, namun dalam perkembangannya keadaan tersebut
telah juga mendorong para akhli untuk lebih mencermati apa sebenarnya ilmu itu
atau apa hakekat ilmu, mengingat dimensi ontologis sebenarnya punya kaitan
dengan dimensi-dimensi lainnya seperti ontologi dan epistemologi, sehingga dua
dimensi yang terakhir pun mendapat evaluasi ulang dan pengkajian yang serius.
Diantara
tonggak penting dalam bidang kajian ilmu (filsafat ilmu) adalah terbitnya Buku The Structure of Scientific Revolution yang ditulis oleh Thomas S Kuhn, yang untuk pertama kalinya terbit tahun 1962, buku ini merupakan
sebuah karya yang monumental
mengenai perkembangan sejarah dan filsafat sains, dimana didalamnya
paradigma menjadi konsep sentral, disamping konsep sains/ilmu normal. Dalam
pandangan Kuhn ilmu pengetahuan tidak hanya pengumpulan fakta untuk membuktikan
suatu teori, sebab selalu ada anomali yang dapat mematahkan teori yang telah
dominan.
E.
Bidang Kajian Dan Masalah-Masalah Dalam Filsafat Ilmu
Bidang kajian filsafat ilmu ruang lingkupnya terus mengalami
perkembangan, hal ini tidak terlepas dengan interaksi antara filsafat dan ilmu
yang makin intens. Bidang kajian yang menjadi telaahan filsafat ilmu pun
berkembang dan diantara para akhli terlihat perbedaan dalam menentukan lingkup
kajian filsafat ilmu, meskipun bidang kajian iduknya cenderung sama, sedang
perbedaan lebih terlihat dalam perincian topik telaahan. Berikut ini beberapa
pendapat akhli tentang lingkup kajian filsafat ilmu :
1. Edward
Madden menyatakan bahwa
lingkup/bidang kajian filsafat ilmu adalah:
·
Probabilitas
·
Induksi
·
Hipotesis
2.
Ernest Nagel
·
Logical
pattern exhibited by explanation in the sciences
·
Construction
of scientific concepts
·
Validation
of scientific conclusions
3.
Scheffer
·
The role
of science in society
·
The
world pictured by science
·
The
foundations of science
Dari beberapa pendapat di atas nampak bahwa semua itu lebih bersifat menambah terhadap
lingkup kajian filsafat ilmu, sementara itu Jujun S. Suriasumantri menyatakan
bahwa filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemology yang secara spesifik
mengkaji hakekat ilmu. Dalam bentuk pertanyaan, pada dasar filsafat ilmu
merupakan telahaan berkaitan dengan objek apa yang ditelaah oleh ilmu
(ontologi), bagaimana proses pemerolehan ilmu (epistemologi), dan bagaimana
manfaat ilmu (axiologi), oleh karena itu lingkup induk telaahan filsafat ilmu
adalah :
·
ontologi
·
epistemologi
·
axiologi
ontologi berkaitan tentang apa obyek yang ditelaah ilmu, dalam kajian
ini mencakup masalah realitas dan penampakan (reality and appearance), serta
bagaimana hubungan ke dua hal tersebut dengan subjek/manusia. Epistemologi
berkaitan dengan bagaimana proses diperolehnya ilmu, bagaimana prosedurnya
untuk memperoleh pengetahuan ilmiah yang benar. Axiologi berkaitan dengan apa
manfaat ilmu, bagaimana hubungan etika dengan ilmu, serta bagaimana
mengaplikasikan ilmu dalam kehidupan.
Ruang lingkup telaahan
filsafat ilmu sebagaimana diungkapkan di atas di dalamnya sebenarnya menunjukan
masalah-masalah yang dikaji dalam filsafat ilmu, masalah-masalah dalam filsafat
ilmu pada dasarnya menunjukan topik-topik kajian yang pastinya dapat masuk ke
dalam salahsatu lingkup filsafat ilmu. Adapun masalah-masalah yang berada dalam
lingkup filsafat ilmu adalah (Ismaun)
:
·
masalah-masalah
metafisis tentang ilmu
·
masalah-masalah
epistemologis tentang ilmu
·
masalah-masalah
metodologis tentang ilmu
·
masalah-masalah
logis tentang ilmu
·
masalah-masalah
etis tentang ilmu
·
masalah-masalah
tentang estetika
Metafisika merupakan telaahan atau teori
tentang yang ada, istilah metafisika ini terkadang dipadankan dengan ontologi
jika demikian, karena sebenarnya metafisika juga mencakup telaahan lainnya
seperti telaahan tentang bukti-bukti adanya Tuhan. Epistemologi merupakan teori
pengetahuan dalam arti umum baik itu kajian mengenai pengetahuan biasa,
pengetahuan ilmiah, maupun pengetahuan filosofis, metodologi ilmu adalah
telaahan atas metode yang dipergunakan oleh suatu ilmu, baik dilihat dari
struktur logikanya, maupun dalam hal validitas metodenya. Masalah logis
berkaitan dengan telaahan mengenai kaidah-kaidah berfikir benar, terutama
berkenaan dengan metode deduksi. Problem etis berkaitan dengan aspek-aspek
moral dari suatu ilmu, apakah ilmu itu hanya untuk ilmu, ataukah ilmu juga
perlu memperhatikan kemanfaatannya dan kaidah-kaidah moral masyarakat.
Sementara itu masalah estetis berkaitan dengan dimensi keindahan atau nilai-nilai
keindahan dari suatu ilmu, terutama bila berkaitan dengan aspek aplikasinya
dalam kehidupan masyarakat.
F.
Manfaat
mempelajari filsafat ilmu
Filsafat ilmu berusaha mengkaji hal tersebut guna menjelaskan hakekat
ilmu yang mempunyai banyak keterbatasan, sehingga dapat diperoleh pemahaman
yang padu mengenai berbagai fenomena alam yang telah menjadi objek ilmu itu
sendiri, dan yang cenderung terfragmentasi. Untuk itu filsafat ilmu bermanfaat
untuk :
· Melatih berfikir radikal tentang hakekat ilmu
· Melatih berfikir reflektif di dalam lingkup
ilmu
· Menghindarkan diri dari memutlakan kebenaran
ilmiah, dan menganggap bahwa ilmu sebagai satu-satunya cara memperoleh
kebenaran
· Menghidarkan diri dari egoisme ilmiah, yakni
tidak menghargai sudut pandang lain di luar bidang ilmunya.
BAB III
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Filsafat dikembangkan oleh bangsa Yunani diberbagai kota.
Masyarakat Yunani mengembangkan Filsafat dikarenakan adanya beberapa faktor
yakni pertama, adanya perubahan pada
masyarakat Yunani pada abad ke-6 SM yakni dari masyarakat agraris menjadi
masyarakat yang hidup dari sektor perdagangan internasional yang berdampak
muncul puluhan kota yang mandiri contohnya Athena. Kedua, kondisi tersebut mendukung perkembangan rasionalitas yang baru
karena adanya kemakuran sehingga menciptakan iklim yang kondusif bagi manusia
untuk berpikir lebih baik guna mencari jawaban atas berbagai masalah. Ketiga, berkembangya bentuk kenegaraan
demokratis sehingga orang bisa berpikir lebih bebas dalam menganalisis dan atau
mencari tahu jawaban atas masalah yang dihadapi maupun yang menarik baginya.
Maka dari itu, kata Filsafat berasal dari bahasa Yunani. Adapun pengertian
dari filsafat dapat dilihat dari segi etimologis, terminologis, filsafat
sebagai pandangan hidup, dan filsafat sebagai ilmu. Pengertian ilmu menurut M. IZUDDIN TAUFIQ: Ilmu adalah penelusuran data atau
informasi melalui pengamatan, pengkajian dan eksperimen, dengan tujuan
menetapkan hakikat, landasan dasar ataupun asal usulnya. THOMAS KUHN: Ilmu
adalah himpunan aktivitas yang menghasilkan banyak penemuan, bail dalam bentuk
penolakan maupun pengembangannya.
Pengertian filsafat
ilmu menurut para ahli, Robert Ackermann, Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah sebuah tinjauan kritis
tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingn terhadap
pendapat-pendapat lampau yang telah dibuktikan atau dalam kerangka
ukuran-ukuran yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi
filsafat ilmu demikian bukan suatu cabang yang bebas dari praktek ilmiah
senyatanya. Peter Caws, Filsafat ilmu
merupakan suatu bagian filsafat yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang
filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia.
Lewis White Beck,
Filsafat ilmu mempertanyakan dan menilai metode-metode pemikiran
ilmiah serta mencoba menetapkan nilai dan pentingnya usaha ilmiah sebagai suatu
keseluruhan.Ruang lingkup filsafat ilmu: Edward
Madden menyatakan bahwa
lingkup/bidang kajian filsafat ilmu adalah:
·
Probabilitas
·
Induksi
·
Hipotesis
Ernest Nagel
·
Logical
pattern exhibited by explanation in the sciences
·
Construction
of scientific concepts
·
Validation
of scientific conclusions
Scheffer
·
The role
of science in society
·
The
world pictured by science
·
The
foundations of science
B.
Saran
Filsafat merupakan induk dari segala ilmu yang diharapkan dapat menjadikan
pedoman bagi manusia untuk mencari sebuah kebenaran yang hakiki, dengan
demikian diharapkan manusia dapat lebih bisa berpikir kritis yang positif serta
dapat menjadi manusia yang bijaksana dalam menghadapi segala permasalahan
kehidupan.
DAFTAR
PUSTAKA
·
http://manusiapinggiran.blogspot.com/2013/02/pengertian-filsafat-ilmu-dan-filsafat.html
0 komentar:
Posting Komentar