Jumat, 20 Mei 2016

MAKALAH LANDASAN DAN ASAS PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sebagai pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat perlu memiliki landasan pendidikan agar pendidikan berhasil mewujudkan visi, misi, dan tujuannya sebagainya yang telah diwariskan secara efektif dan efisien sesuai jenis dan jenjang pendidikan baik di sekolah, pendidikan di keluarga maupun pendidikan di masyarakat. . Kajian berbagai landasan landasan pendidikan itu akan membentuk wawasan yang tepat tentang pendidikan. Dengan wawasan dan pendidikan yang tepat, serta dengan menerapkan asas-asas pendidikan yang tepat pula, akan dapat  memberi peluang yang lebih besar dalam merancang dan menyelenggarakan program pendidikan yang tepat wawasan.
Landasan pendidikan yang akan dibahas terdiri atas tauhid, hukum, filosofis, kultural, sosiologis, psikologis, serta ilmiah dan teknologi. Sedangkan asas yang dikaji adalah asas Tut Wuri
Handayani, belajar sepanjang hayat, dan kemandirian dalam belajar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil adalah:
1. Apakah yang dimaksud landasan pendidikan?
2. Apa sajakah landasan pendidikan?
3. Apakah yang dimaksud asas-asas pendidikan?
4. Apa sajakah asas-asas pendidikan?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai adalah:
1. Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Pengantar Pendidikan
2. Untuk mengetahui pengertian landasan pendidikan
3. Untuk mengetahui macam-macam landasan pendidikan
4. Untuk mengetahui pengertian asas-asas pendidikan
5. Untuk mengetahui macam-macam asas-asas pendidikan


BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Landasan Pendidikan
Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar  atau alas, karena itu landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Titik tolak  atau dasar pijakan ini dapat bersifat material (contoh: landasan pesawat terbang); dapat pula bersifat konseptual (contoh: landasan pendidikan). Landasan yang bersifat konseptual identik dengan asumsi,  adapun asumsi dapat dibedakan menjadi tiga macam asumsi, yaitu aksioma, postulat dan premis tersembunyi.
Landasan Pendidikan merupakan salah satu kajian yang dikembangkan dalam berkaitannya dengan dunia pendidikan . Penting karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. 

B. Macam-macam Landasan Pendidikan
1. Landasan Tauhid / Spritual Keagamaan  
Landasan ini merupakan landasan utama yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran bagi anak didik . landasan tauhid dan spritual keagamaan ini menyangkut dengan hakikat manusia sebagai makluk ciptaan tuhan. Oleh karena itu , pendidikan dan pembelajaran yang dilakukan harus mengacu pada pembentukan kepribadian anak didik yang sesuai dengan nilai- nilai akidah dan spiritual keagamaan yang menurut ajaran islam.


2. Landasan Hukum
Kata landasan dalam hukum berarti melandasi atau mendasari atau titik tolak.Sementara itu kata hukum dapat dipandang sebagai aturan baku yang patut ditaati. Aturan baku yang sudah disahkan oleh pemerintah ini , bila dilanggar akan mendapatkan sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku pula. Landasan hukum dapat diartikan peraturan baku sebagai tempat terpijak atau titik tolak dalam melaksanakan kegiatan – kegiatan tertentu, dalam hal ini kegiatan pendidikan.
1. Pendidikan menurut Undang-Undang 1945Undang – Undang Dasar 1945 adalah merupakan hukum tertinggi di Indonesia.Pasal – pasal yang bertalian dengan pendidikan dalam Undang – Undang Dasar 1945 hanya 2 pasal, yaitu pasal 31 dan Pasal 32. Yang satu menceritakan tentang pendidikan dan yang satu menceritakan tentang kebudayaan. Pasal 31 Ayat 1 berbunyi : Tiap – tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran. Dan ayat 2 pasal ini berbunyi : Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pengajar Pasal 32 pada Undang – Undang Dasar berbunyi : Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia.an nasional, yang diatur dengan Undang – Undang.
2. Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Pendidikan NasionalTidak semua pasal akan dibahas dalam buku ini. Yang dibahas adalah pasal – pasal penting terutama yang membutuhkan penjelasan lebih mendalam serta sebagai acuan untuk mengembangkan pendidikan. Pertama – tama adalah Pasal 1 Ayat 2 dan Ayat 7. Ayat 2 berbunyi sebagai berikut : Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan nasional yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang – Undang Dasar 45. Undang – undang ini mengharuskan pendidikan berakar pada kebudayaan nasional yang berdasarkan pada pancasila dan Undang – Undang dasar 1945, yang selanjutnya disebut kebudayaan Indonesia saja. Ini berarti teori – teori pendidikan dan praktek – praktek pendidikan yang diterapkan di Indonesia, tidak boleh tidak haruslah berakar pada kebudayaan Indonesia.“Selanjutnya Pasal 1 Ayat 7 berbunyi : Tenaga Pendidik adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dalam penyelenggaraan pendidikan. Menurut ayat ini yang berhak menjadi tenaga kependidikan adalah setiap anggota masyarakat yang mengabdikan dirinya dalam penyelenggaraan pendidikan. Sedang yang dimaksud dengan Tenaga Kependidikan tertera dalam pasal 27 ayat 2, yang mengatakan tenaga kependidikan mencakup tenaga pendidik, pengelola/kepala lembaga pendidikan, penilik/pengawas, peneliti, dan pengembang pendidikan, pustakawan, laboran, dan teknisi sumber belajar.” 
3. Landasan Filosofis
Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat (falsafat, falsafah). Kata filsafat (philosophy) bersumber dari bahasaYunani, philein berarti mencintai, dan sophos atau sophis berarti hikmah, arif, atau bijaksana. Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandanagan dalam filsafat pendidikan, meyangkut keyakianan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme, Perenialisme, Esensialisme, Pragmatisme dan Progresivisme, Ekstensialisme, dan Rekonstruksionalisme.
Beberapa aliran filsafat yaitu sebagai berikut:
1. Idealisme menegaskan bahwa hakikat kenyataan adalah ide sebagai gagasan kejiwaan. Apa yang dianggap kebenaran realitas hanyalah bayangan atau refleksi dari ide sebagai kebenaran bersifat spiritual atau mental. Ide sebagai gagasan kejiwaan itulah sebagai kebenaran atau nilai sejati yang absolute dan abadi. Aliran ini menekankan bahwa pendidikan merupakan kegiatan intelektual untuk membangkitkan ide-ide yang masih laten, antara lain melalui instropeksi dan tanya jawab. Oleh karena itu, sebagai lembaga pendidikan, sekolah berfungsi membantu siswa mencari dan menemukan kebenaran, keindahan, dan kehidupan yang luhur.
2. Perensialisme adalah aliran pendidikan yang mengutamakan bahan ajaran konstan (perenial). Perenialisme menekankan keabadian teori kehikmatan, yaitu:
Pengetahuan yang benar (truth).
Keindahan (beauty).
Kecintaan kepada kebaikan (goodness).
Oleh karena itu, dinamakan perenialisme karena kurikulumnya berisi materi yang konstan atau perenial. Mazhab perenialisme memiliki penganut pada perguruan swasta di Indonesia, karena mengintegrasikan kebenaran agama dengan kebenaran ilmu. Karena kebenaran itu satu, maka harus ada satu sistem pendidikan yang berlaku umum dan terbuka kepada umum. Juga sebaiknya kurikulum bersifat wajib dan berlaku umum, yang harus mencakup:
Bahasa
Matematika
Logika
Ilmu pengetahuan alam
Sejarah
3. Esensialisme merupakan mazhab filsafat pendidikan yang menerapkan prinsip idealisme dan realisme secara eklektis. Berdasarkan eklektisisme tersebut maka esensialisme tersebut menitikberatkan penerapan prinsip idealisme atau realisme dengan tidak meleburkan prinsip-prinsipnya. Filsafat idealisme memberikan dasara tinjauan yang realistis. Matematika yang sangat diutamakan idealisme, juga penting artinya bagi filsafat realism, karena matematika adalah alat menghitung penjumlahan dari apa-apa yang riil, materiil dan nyata menurut mazhab esensialisme, yang termasuk the liberal arts, yaitu:
1) Penguasaan bahasa termasuk retorika
2) Gramatika
3) Kesusasteraan
4) Filsafat
5) Ilmu kealaman
6) Matematika
7) Sejarah
8) Seni keindahan (fine arts)
4. Pragmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan tradisional. Progresivisme atau gerakan pendidikan progresif mengembangkan teori pendidikan yang mendasarkan diri pada beberapa prinsip, antara lain sebagai berikut:
a) Anak harus bebas untuk dapat berkembang secara wajar.
b) Pengalaman langsung merupakan cara terbaik untuk merangsang minat belajar.
c) Guru harus menjadi seorang peneliti dan pembimbing kegiatan belajar.
d) Sekolah progresif harus merupakan suatu laboratorium untuk melakukan reformasi pedagosis dan eksperimentasi.
Manusia akan mengalami perkembangan apabila berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya berdasarkan pemikiran.

5. Rekonstruksionalisme adalah suatu kelanjutan yang logis dari cara berpikir progresif dalam pendidikan. Individu tidak hanya belajar tentang pengalaman-pengalaman-pengalaman kemasyarakatan masa kini disekolah, tapi haruslah memelopori masyarakat kearah masyarakatbaru yang diinginkan. Dan dalam pengertian lain. Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat. Oleh karena itu, sekolah perlu mengembangkan suatu ideologi kemasyarakata yang demokratis.


4. Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baiksecara formal maupun informal. 
Dimaksudkan dengan kebudayaan adalah hasil cipta dan karya manusia berupa norma-norma, nilai-nilai, kepercayaan, tingkah laku, dan teknologi yang dipelajari.Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai denga perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nlai-nilai, dan norma-norma baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat transmisi dan transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.
Kebudayaan sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil budi dan karya itu akan selalu terkait dengan pendidikan, utamanya belajar. Kebudayaan dalam arti luas tersebut dapat berwujud :
1)  Ideal seperti ide, gagasan, nilai, dan sebagainya.
2)  Kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat
3)  Fisik yakni benda hasil karya manusia.
Kebudayaan dapat dibentuk, dilestarikan, atau dikembangkan melalui pendidikan. Baik kebudayaan yang berwujud ideal, atau kelakuan dan teknologi, dapat diwujudkan melalui proses pendidikan.

5. Landasan Sosiologis
Sosiologis pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi empat bidang:
1) Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain, yang mempelajari:
a. Fungsi pendidikan dalam kebudayaan.
b. Hubungan sistem pendidikan dan proses kontrol sosial dan sistem kekuasaan.
c. Fungsi sistem pendidikan dalam memelihara dan mendorong proses sosial dan perubahan kebudayaan.
d. Hubungan pendidikan dengan kelas sosial atau sistem status.
e. Fungsionalisasi sistem pendidikan formal dalam hubungannya dengan ras, kebudayaan, atau kelompok-kelompok dalam masyarakat.
2) Hubungan kemanusiaan di sekolah yang meliputi:
a. Sifat kebudayaan sekolah khususnya yang berbeda dengan kebudayaan di luar sekolah.
b. Pola interaksi sosial atau struktur masyarakat sekolah.
3) Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya, yang mempelajari:
a. Peranan sosial guru.
b. Sifat kepribadian guru.
c. Pengaruh kepribadian guru terhadap tingkah laku siswa.
d. Fungsi sekolah dalam sosialisasi anak-anak.
4) Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya, yang meliputi:
a. Pelukisan tentang komunitas seperti tampak dalam pengaruhnya terhadap organisasi sekolah.
b. Analis tentang proses pendidikan seperti tampak terjadi pada sistem sosial komunitas kaum tidak terpelajar.
c. Hubungan antara sekolah dan komunitas dalam fungsi kependidikannya.
d. Factor-faktor demografi dan ekologi dalam hubungannya dengan organisasi sekolah.
Keempat bidang yang dipelajari tersebut sangat esensial sebagai saran untuk memahami sistem pendidikan dalam kaitannya dengan keseluruhan hidup masyarakat.
5. Landasan Psikologis
Terdapat dua hal kepribadian yang penting di tinjau Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan. Pada umumnya landasan psikologis dari pendidikan tersebut terutama tertuju pada pemahaman manusia, khususnya tentang proses perkembangan dan proses belajar.
a.      Pengertian Landasan Psiklogis
Pemahaman peserta didik utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan, merupakan faktor keberhasilan untuk pendididkan. Dalam maksud itu, Psikologi menyediakan sejumlah informasi/kebutuhan tentang kehidupan pribadi manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi.
Seperti di kemukakakn teori A.maslow kategori kebutuhan menjadi enam kategori meliputi:
Kebutuhan fisiologis: kebutuhan memmpertahankan hidup (makan, tidur, istrahat dan sebagainya)
Kebutuhan rasa aman: kebutuhan terus nenerus merasa aman dan bebasdari ketakutan
Kebutuhan akan cinta dan pengakuan:kebutuhan rasa kasih sayang dalam kelompok
Kebutuhan akan alkuturasi diri:kebutuhan akan potensi potensi yang di miliki
Kebutuhan untuk mengetahui dan di pahami:kebutuhan akan berkaitan dengan penguasaan iptek
b.      Perkembangan peserta didik sebagai landasan psikologis
Perkembangan manusia berlangsung sejak konsepsi (pertemuan ovum dan sperma) sampai saat kematian, sebagai perubahan maju (progresif) ataupun kadang-kadang kemunduran (regresif).
Salah satu aspek dari pengembangan manusia seutuhnya adalah yang berkaitan dengan perkembangan kepribadian, utamanya agar dapat diwujudkan kepribadian yang mantap dan mandiri. Meskipun terdapat variasi pendapat, namun dapat dikemukakan beberapa prinsip umum kepribadian. Disebut sebagai prinsip prinsip umum karena:
Prinsip tersebut yang dikemukakan dengan variasi tertentu dalam berbagai teori kepribadian.
Prinsip itu akan tampak bervariasi pada kepribadian manusia tertentu (sebab: kepribadian itu unik)
dari konteks perkembangan kepribadian, yakni:
Terintegrasinya seluruh komponen ke dalam struktur yang teroganisir secara sistematik.
Terjadi tingkah laku yang konsisiten dalam menghadapi lingkungan.

6. Landasan Ilmiah dan Teknologi
Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga pendidik untuk mengadopsi teknologi dari berbagai bidang teknologi ke  dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan haruslah mendapat perhatian yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.
Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang dimulai pada permulaan kehidupan manusia. Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajar seyogyanya hasil perkembangan iptek mutahir, baik yang berkaitan dengan hasil perolehan informasi maupun cara memproleh informasi itu dan manfaatnya bagi masyarakat. Relevansi bahan ajaran dan cara penyajiannya dengan hakikat ilmu, sumber bahan ajaran itu merupakansatu tuntutan yang tak dapat ditawar-tawar lagi. Peserta didik seyogyanya sedini mungkin mengalami sosialisasi ilmiah meskipun dalam bentuk yang masih sederhana. Dengan demikian, baik kemampuan maupun sikap ilmiah sedini mungkin dikembangkan dalam diri peserta didik.



C. Pengertian Asas-asas Pendidikan
Asas-asas pendidikan merupakan suatu kebenaran menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah bahwa manusia itu dapat dididik dan dapat mendidik diri sendiri. Khusus untuk pendidikan di Indonesia, terdapat tiga asas yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Asas-asas tersebut bersumber baik dari kecenderungan umum pendidikan di dunia maupun yang bersumber dari pemikiran dan pengalaman sepanjang sejarah upaya pendidikan di Indonesia. Di antara berbagai asas tersebut, tiga buah asas akan dikaji lebih lanjut dalam paparan ini, yaitu sebagai berikut: 
Asas Tut Wuri Handayani
Asas Belajar Sepanjang Hayat
Asas Kemandirian dalam Belajar


D. Macam-macam Asas-asas Pendidikan

1. Asas Tut Wuri Handayani
Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sistem Among perguruan. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dewantara ini kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun Karso.

Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:
1.      Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh)
2.      Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan semangat)
3.      Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan)

2. Asas Belajar Sepanjang Hayat
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum yang dapat merancang dan diimplementasikan dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal.
1. Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa depan.
2. Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
Perancangan dan implementasi kurikulum yang memperhatikan kedua dimensi itu akan mengakrabkan peserta didik dengan berbagai sumber belajar yang ada di sekitarnya. Kemampuan dan kemauan menggunakan sumber-sumber belajar yang tersedia itu akan memberi peluang terwujudnya belajar sepanjang hayat. Dengan kata lain, akan terwujudlah gagasan pendidikan seumur hidup seperti yang tercermin di dalam sistem pendidikan nasional Indonesia.

3. Asas Kemandirian dalam Belajar
Baik asas tut wuri handayani maupun belajar sepanjang hayat secara langsung erat kaitannya dengan azas kemandirian dalam belajar. Asas tut wuri handayani pada prinsipnya bertolak dari asumsi kemampuan siswa untuk mandiri, termasuk mandiri dalam belajar.
Selanjutnya, asas belajar sepanjang hayat hanya dapat diwujudkan apa bila didasarkan pada asumsi bahwa peserta didik mau dan mampu mandiri dalam belajar, karena adalah tidak mungkin seseorang belajar sepanjang hayatnya apabila selalu tergantung dari bantuan guru ataupun orang lain.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan mampu menempatkan guru dalam peran utama sebagai fasilitator dan motivator, disamping peran-peran lain: informator, organisator dan sebagainya. Sebagai fasilitator guru diharapkan menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar sedemikian sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi dengan sumber-sumber tersebut. Sedangkan sebagai motivator, guru mengupayakan timbulnya prakarsa peserta didik untuk memanfaatkan sumber belajar itu.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Landasan pendidikan sangat penting bagi penyelenggaraan pendidikan karena merupakan pilar utama atau titik tumpu dalam penentuan kebijakan dan praktik pendidikan ataupun  pertimbangan yang di gunakan dalam pelaksanaan pendidikan yang dilandasi oleh pemikiran tentang bagaimana layaknya pendidikan di selenggarakan. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia antara lain berlandaskan pada filosofis, sosiologis, kultural psikologis.  Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk menjemput masa depan.
Asas-asas pendidikan yang terdapat di Indonesia tidak lepas dari kiprah Ki Hajar Dewantara sang pelopor pendidikan yang mempopulerkan tiga asas penting dalam kegiatan pendidikan yang masih dijadikan teladan sampai sekarang yaitu asas tut wuri handayani, asas ing ngarso sun tulodo dan asas ing madyo mangun karso. Ketiga asas ini saling berhubungan hendaknya menjadi acuan untuk menerapkan sistem pendidikan yang tepat bagi bangsa ini dan terus menjunjung tinggi kebudayaan nasional daripada kebudayaan asing. Semangat untuk terus melestarikan “Tut Wuri Handayani” dalam dunia pendidikan dirasa begitu penting, mengingat makna dari semboyan Ki Hadjar tersebut yaitu membuat orang menjadi pribadi yang mandiri.

B.Saran
Dalam mempelajari makalah ini, diharapkan tidak hanya sekedar diketahui namun benar-benar dipahami dan menjadi pegangan bagi para calon guru agar dapat menerapkan landasan dan azas-azas pendidikan dengan benar dan tepat kepada peserta didiknya kelak.
Selanjutnya, penulis menyadari kekurangan dari makalah ini sehingga diharapkan adanya masukan berupa kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan pembuatan makalah ini dan bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya untuk pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Tirtarahardja, Umar., dan S.L.La Sulo.1995. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/08/asas-asas-pendidikan/
http://tutatitutettutut.blogspot.co.id/2013/05/landasan-dan-azas-azas-pendidikan.html
http://www.idonbiu.com/2009/05/asas-asas-pendidikan-umum.html.
http://www.melodramaticmind.com/2009/10/asas-asas-pendidikan-indonesia-dan.html

0 komentar:

Posting Komentar