MAKALAH BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH
image source: http://3.bp.blogspot.com/
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, khususnya di Indonesia perkembangan bahasa
Indonesia baik di kalangan dewasa, remaja, dan anak-anak telah mengalami
perubahan yang cukup signifikan seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi dan semakin tingginya tingkat pergaulan remaja.
Kemudian dari hal
tersebut lahirlah bahasa pergaulan yang biasa disebut bahasa gaul seperti elo, gue, tau, cewek, dan sebagainya.
Banyaknya penyimpangan-penyimpangan penggunaan bahasa
yang tidak sesuai dengan aturan baku ialah dialek kedaerahan.
Bahasa-bahasa yang
lahir dari beberapa hal yang telah diuraikan di atas dikenal dengan bahasa
tidak baku yaitu bahasa yang biasa digunakan pada situasi santai dengan
keluarga, tulisan pribadi, dan pergaulan sehari-hari, dan tidak cocok digunakan
dalam situasi resmi seperti dalam penulisan ilmiah, diskusi, pembicaraan di
lingkungan formal, dan lain-lain.
Oleh sebab itu, untuk memperdalam pemahaman mengenai
bahasa Ilmiah, kami mengangkat sebuah judul makalah yaitu “Bahasa Indonesia
Ragam Ilmiah”.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan ragam bahasa?
2.
Apa yang dimaksud dengan bahasa indonesia ragam ilmiah?
3.
Apa saja ciri-ciri bahasa indonesia ragam ilmiah sub. Formal dan objektif,
ringkas dan padat, serta konsisten?
C. Tujuan
1.
Mengetahui
pengertian ragam
bahasa
2.
Mengetahui
pengertian Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah
3.
Mengetahui ciri-ciri bahasa indonesia ragam ilmiah sub. Formal dan
objektif, ringkas dan padat, serta konsisten?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ragam
Bahasa
Ragam bahasa dalam tulisan ilmiah mempunyai fungsi yang
sangat pentingm karena bahasa indonesia merupakan media pengungkapan gagasan
penulis. Bahasa indonesia yang digunakan dalam penulisan tulisan ilmiah adalah
bahasa indonesia ilmiah. Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian,
yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara,
kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Ragam
bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik, yang bisa
digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah, di dalam suasana resmi,
atau dalam surat menyurat resmi disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa
resmi.
Bahasa indonesia dalam tulisan ilmiah mempunyai fungsi yang sangat penting,
karena bahasa merupakan media pengungkap gagasan penulis. Bahasa indonesia yang
digunakan di dalam tulisan ilmiah ternyata tidak selalu baku dan benar, banyak
kesalahan sering muncul dalam tulisan ilmiah. Bahasa indonesia dalam ragam
ilmiah bersifat logis dan eksak. Ragam bahasa ini termasuk dalam ragam bahasa
fungsiolek yagn berarti bahwa ragam bahasa ini digunakan dalam suatu kegiatan
tertentu sesuai dengan fungsinya dalam suatu karya ilmiah.
Berbicara mengenai pentingnya
kedudukan bahasa indonesia utamanya dalam utamanya dalam ragam ilmiah hal yang
penting diketahui adalah ciri-cirinya. Ada begitu banyak ciri-ciri bahasa
indonesia dalam ragam ilmiah seperti lugas dan jelas, ringkas dan padat, cendekia
dan masih banyak lagi ciri-ciri lainnya. Dengan mengetahui hal tersebut kita
akan lebih muda dalam mengkaji ataupun memanfaatkan kedudukan bahasa dalam
ragam ilmiah.
B. Pengertian Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah
Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu
bahasa Indonesia yang digunakan dalam menulis karya ilmiah. Sebagai bahasa yang
digunakan untuk memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori atau gabungan dari
keempatnya, bahasa Indonesia diharapkan menjadi media efektif untuk komunikasi
ilmiah, baik secara tertulis maupun lisan. Berapa ciri dari bahasa indonesia ragam ilmiah adalah
formal dan objektif,ringkas dan padat, serta konsisten.
C. Karakteristik Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah
Adapun beberapa karakteristik
Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah adalah sebagai berikut:
1.
Formal dan Objetif
Berawal
dari Sumpah pemuda 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia mempunyai fungsi majemuk,
menjadi bahasa persatuan, bahasa negara, bahasa resmi, bahasa penghubung antar
individu, bahasa pergaulan, dan tidak kalah penting sebagai bahasa pengantar
semua sekolah di Indonesia. Tapi tentu saja penggunaan bahasa indonesia
sehari-hari berbedda dengan yang digunakan daam kalangan ilmiah.
Adapun
yang akan dibahasa pada sub bab ini adalah salah satu ciri bahasa indonesia
ragam ilmiah yakni formal dan objektif.
a.
Formal
Bahasa yang digunakan dalam komunikasi ilmiah bersifat formal. Formal
artinya resmi. Tingkat keformalam bahasa dalam tulisan ilmiah dapat dilihat
dari lapis kosakata, bentuk kata dan kalimat. Kalimat formal dalam tulisan ilmiah dicirikan oleh
kelengkapan unsur wajib (subyek dan predikat), ketepatan penggunaan kata fungsi
atau kata tugas, kebernalaran isi, dan tampilan esei formal. Bentuk formal berlawanan dengan
bentuk yang kolokial atau bahasa sehari-hari. Bentuk formal digunakan dalam
situasi berbahasa yang formal, misalnya dalam penulisan karya ilmiah.
Contoh:
Kata
formal:
kata non-formal:
Wanita
Cewek
Daripada Ketimbang
Hanya Cuma
Membuat Bikin
Dipikirkan Dipikirin
matahari Mentari
Tulisan ilmiah termasuk kategori paparan yang bersifat
teknis
Contoh:
Kata ilmiah teknis: Kata ilmiah
populer:
Modern maju
Alibi alasan
Argumen bukti
Informasi keterangan
Sinopsis ringkasan
Urine air
kencing
Bentukan kata formal dalah
bentukan kata yang lengkap dan utuh sesuai dengan aturan pembentukan kata dalam
bahasa indonesia.
Contoh:
Kata bernada formal: Kata bernada
non-formal:
Menulis
nulis
Mendengarkan dengarkan
Mencuci
nyuci
Tertabrak
ketabrak
b.
Objektif
Bahasa ilmiah barsifat
objektif. Untuk itu, upaya yang dapat ditempuh adalah menempatkan gagasan
sebagai pangkal tolak pengembangan kalimat dan menggunakan kata dan struktur
kalimat yang mampu menyampaikan gagasan secara objektif. Terwujudnya sifat
objektif tidak cukup dengan hanya menempatkan gagasan sebagai pangkal
tolak. Sifat objektif juga diwujudkan dalam panggunaan kata. Kata-kata yang
menunjukkan sifat subjektif tidak digunakan.
Contoh:
-
Daun tanaman kedelai yang mengalami khlorosis kiranya disebabkan kekurangan
nitrogen.
-
Daun tanaman kedelai yang mengalami khlorosis disebabkan oleh kekurangan
nitrogen.
Kata yang menunjukka sikap ekstrim dapat memberi kesan
subjektif dan emosional. Kata seperti harus,
wajib, tidak mungkin tidak, pasti, selalu perlu dihindari.
Contoh:
-
Mahasiswa baru wajib mengikuti program pengenalan program studi fakultasnya
masing-masing.
-
Mahasiswa baru mengikuti program pengenalan program studi di fakultasnya
masing-masing.
2.
Ringkas dan padat
Bahasa indonesia ragam ilmiah memiliki ciri-ciri ringkas
dan padat. Bahasa indonesia ragam ilmiah dengan ciri ringkas dan padat, dalam
penggunaannya direalisasikan dengan tidak memperlihatkan adanya suatu
penggunaan unsur-unsur bahasa yang mubazir atau pemborosan.hal ini berarti
bahwa dalam bahasa indonesia ragam ilmiah menuntut adanya suatu penggunaan
bahasa secara hemat tanpa mengurangi makna atau tujuan dari bahasa tersebut.
Karakteristik mengenai keringkasan dan kepadatan dari suatu bahasa indonesia
ragam ilmiah dapat dilihat dari beberapa aspek dari batasan bahasa. Batasan
tersebut yakni, tata pilihan kata, tata pembentukan kata, tata penulisan
kalimat efektif, tata penulisan paragraf yang baik, pemakaian kata dan makna
kata yang tepat.
Pemilihan kata merupakan hal sangat penting dalam
penulisan suatu karya ilmiah karena akan dituturkan dalam karya ilmiah tersebut
dan akan menetukan kejelasan infromasi yang disampaikan. Apabila dalam
pemilihan kata tidak tepat, maka akan menumbulakn ketidakefektifan bahasa yang
digunakan dan terganggunya kejelasan informasi sehingga akan menimbulkan kesalahpahaman
terhadap informasi yang disampaikan. Pemilihan kata yang terlalu berbelit-belit
biasanya membuat pembaca kurang memahami makna atau sasaran informasi yang
disampaikan karena tidak adanya pemusatan inti informasi. Oleh karena itu untuk
dapat memilih kata secara tepat maka penulis karya ilmiah perlu memahami
kriteria pemilihan kata, yaitu ketetapan, kecermatan, dan keserasian.
a.
Ketetapan
Berkaitan
dengan kemampuan pemilihan kata yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat.
Oleh karena itu penulis dituntu untuk dapat memahami perbadaan makna denotasi
dan konotasi, perbedaan makna kata-kata bersinonim, penggunaan kata atau
ungkapan eufemisme serta penggunaan kata kongkret dan abstrak.
b.
Kecermatan
Berkaitan
dengan memilih kata yang benar-benar diperlukan. Untuk dapat memilih kata
secara cermat, penulis dituntut untuk memahami ekonomi bahasa dan menghindari
penggunaan kata-kata yang dapat menyebabkan kemubaziran, berlebihan atau yang
berbunga-bunga.
c.
Keserasian
Berkaitan
dengan kemampuan memilih kata-kata yang sesuai dengan konteks pemakaiannya.
Dalam
penulisan karya ilmiah penulis perlu memahani bentuk-bentuk kata yang benar
dalam bahasa indonesia, yaitu sesuai dengan kaidah pembentukan kata. Hal ini
dikarenakan bentuk-bentuk kata yang benar atau baku itulah yang harus digunakan
dalam penulisan karya ilmiah.
Dalam
konteks tersebut, pembentukan kata dalam bahasa indonesia dapat dilakukan
dengan pengimbuhan, pengulangan, penggabungan imbuhan dengan pengulangan serta
penggabungan kata dasar atau penggabungan unsur terikat dan kata dasar. Contoh:
“Pasien
itu haruslah dibaringkan dalam posisi terlentang.”
Bentuk
kata terlentang dalam kalimat diatas
tidaklah tepat. Bentuk bakunya adalah telentang
yang kalau diteliti lebih jauh, bentuk
itu bukanlah bentuk dasar melainkan bentuk kata dengan sisipan el.
Yang
menjadi salah satu masalah dalam penulisan karya ilmiah adalah kata ulang. Kata
ulang menurut bentuknya ada beberapa macam:
·
Kata ulang dengan mengulang seluruh morfem: kuda-kuda, sakit-sakit, berapa-berapa, perubahan-perubahan.
·
Kata ulang dengan imbuhan: berjalan-jalan,
gigi-geligi.
·
Kata ulang yang mengalami perubahan bunyi: bolak-balik, compang-camping.
·
Kata ulang dwipurwa: lelaki, tetamu,
leluhur.
Yang
menjadi masalah adalah cara penulisannya. Dalam buku pedoman EYD, dikatakan
bahwa kata ulang ditulis lengkap, maksudnya tidak ditulis dengan menggunakan
angka 2 seperti ejaan menurut Soewandi.
3.
Konsisten
Bahasa indonesia dalam ragam ilmiah bersifat logis dan
eksak. Ragam bahasa ini digunakan dalam kegiatan tertentu sesuai dengan
fungsinya dalam suatu karya ilmiah. Ada begitu banyak ragam yang digunakan
namun yang paling sering salah adalah ketidakkonsistensian bahasa indonesia
ragam ilmiah. Konsisten,
artinya harus bersifat ajeg, taat asas, selaras, dan tidak berubah-ubah.
Unsur-unsur bahasa serupa pembentukan kata dan tata tulis (pengunaan ejaan dan
tanda-tanda baca ) digunakan sesuai kaidah yang berlaku konsisten. Penggunaan
istilah dalam bahasa Indonesia ilmiah juga perlu dilakukan secara taat asas. Sebagai contoh,
kata tugas untuk digunakan untuk mengantarkan tujuan dan kata tugas bagi
mengantarkan objek (Suparno, 1998). Selain itu, apabila pada bagian awal uraian
telah terdapat singkatan SMP (Sekolah Menengah Pertama), pada uraian
selanjutnya digunakan singkatan SMP tersebut.
Perhatikan contoh kalimat konsisten berikut ini !
(1) Untuk
mengatasi penumpang yang melimpah menjelang dan usai lebaran, pengusaha
angkutan dihimbau mengoperasikan, semua kendaraan ekstra.
Perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagimuslim Bosnia.
Bagi mereka yang penting adalah pencabutan embargo persenjataan.
(2) Untuk
penumpang yang melimpah menjelang dan usai lebaran, telah disiapkan kendaraan
yang eukup. Pengusaha angkutan dihimbau mengoperasikan semua kendaraan ekstra.
Perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia.
Untuk mereka yang penting adalah peneabutan embargo persenjataan.
Contoh (2) tidak konsisten
dengan kaidah yang berlaku. Sementara itu, contoh yang konsisten adalah
contoh (1).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu
bahasa Indonesia yang digunakan dalam menulis karya ilmiah. Sebagai bahasa yang
digunakan untuk memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori atau gabungan dari
keempatnya, bahasa Indonesia diharapkan menjadi media efektif untuk komunikasi
ilmiah, baik secara tertulis maupun lisan. Berapa ciri dari bahasa indonesia ragam ilmiah adalah
formal dan objektif,ringkas dan padat, serta konsisten.
a.
Formal
Bahasa yang digunakan dalam
komunikasi ilmiah bersifat formal. Formal artinya resmi. Tingkat keformalam
bahasa dalam tulisan ilmiah dapat dilihat dari lapis kosakata, bentuk kata dan
kalimat. Kalimat formal dalam
tulisan ilmiah dicirikan oleh kelengkapan unsur wajib (subyek dan predikat),
ketepatan penggunaan kata fungsi atau kata tugas, kebernalaran isi, dan
tampilan esei formal. Bentuk formal berlawanan dengan bentuk yang kolokial atau bahasa
sehari-hari. Bentuk formal digunakan dalam situasi berbahasa yang formal,
misalnya dalam penulisan karya ilmiah.
c.
Objektif
Bahasa ilmiah barsifat
objektif. Untuk itu, upaya yang dapat ditempuh adalah menempatkan gagasan
sebagai pangkal tolak pengembangan kalimat dan menggunakan kata dan struktur
kalimat yang mampu menyampaikan gagasan secara objektif. Terwujudnya sifat
objektif tidak cukup dengan hanya menempatkan gagasan sebagai pangkal
tolak. Sifat objektif juga diwujudkan dalam panggunaan kata. Kata-kata yang
menunjukkan sifat subjektif tidak digunakan.
d.
Ringkas dan padat
Bahasa indonesia ragam ilmiah memiliki ciri-ciri ringkas
dan padat. Bahasa indonesia ragam ilmiah dengan ciri ringkas dan padat, dalam
penggunaannya direalisasikan dengan tidak memperlihatkan adanya suatu
penggunaan unsur-unsur bahasa yang mubazir atau pemborosan.hal ini berarti
bahwa dalam bahasa indonesia ragam ilmiah menuntut adanya suatu penggunaan
bahasa secara hemat tanpa mengurangi makna atau tujuan dari bahasa tersebut.
Karakteristik mengenai keringkasan dan kepadatan dari suatu bahasa indonesia
ragam ilmiah dapat dilihat dari beberapa aspek dari batasan bahasa. Batasan
tersebut yakni, tata pilihan kata, tata pembentukan kata, tata penulisan kalimat
efektif, tata penulisan paragraf yang baik, pemakaian kata dan makna kata yang
tepat.
e.
Konsisten
Bahasa indonesia dalam ragam
ilmiah bersifat logis dan eksak. Ragam bahasa ini digunakan dalam kegiatan
tertentu sesuai dengan fungsinya dalam suatu karya ilmiah. Ada begitu banyak
ragam yang digunakan namun yang paling sering salah adalah ketidakkonsistensian
bahasa indonesia ragam ilmiah. Konsisten,
artinya harus bersifat ajeg, taat asas, selaras, dan tidak berubah-ubah.
Unsur-unsur bahasa serupa pembentukan kata dan tata tulis (pengunaan ejaan dan
tanda-tanda baca ) digunakan sesuai kaidah yang berlaku konsisten. Penggunaan
istilah dalam bahasa Indonesia ilmiah juga perlu dilakukan secara taat asas. Sebagai contoh,
kata tugas untuk digunakan untuk mengantarkan tujuan dan kata tugas bagi
mengantarkan objek (Suparno, 1998).
B. Saran
Kami sarankan
kepada pembaca agar membudayakan penggunaan bahasa ilmiah dalam keadaan resmi
(Formal) supaya bahasa Indonesia dapat melekat pada diri kita masing-masing,
agar kita lebih berani berbicara di depan umum meskipun di dalam Lingkungan
Informal terlebih dalam Lingkungan Formal.
DAFRAT PUSTAKA
·
http:// Bahasa Indonesi.com/dan-Penyusunan-Karangan-Ilmiah.