Jumat, 20 Mei 2016

MAKALAH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan memiliki nuansa berbeda antara satu daerah dengan daerah lain, sehingga banyak bermunculan pemikiran – pemikiran yang dianggap sebagai penyesuaian proses pendidikan dengan kebutuhan yang diperlukan. Karenanya banyak teori yang dikemukakan para pemikir yang bermuara pada munculnya berbagai aliran pendidikan. Oleh karena itu perlu kita ketahui faktor – faktor apa saja yang dominan pengaruhnya dalam perkembangan peserta didik.
B.     Rumusan Masalah
1.         Apa saja aliran pendidikan yang mempengaruhi perkembangan peserta didik ?
2.    Apa saja factor - faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik (intern dan ekstern) ?
3.         Bagaimana pandangan islam terhadap perkembangan peserta didik ?
4.         Apa saja tugas-tugas perkembangan peserta didik?
C.    Tujuan Pembahasan

PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI INDONESIA

Dalam memetakan masalah pendidikan maka perlu diperhatikan realitas pendidikan itu sendiri yaitu pendidikan sebagai sebuah subsistem yang sekaligus juga merupakan suatu sistem yang kompleks. Gambaran pendidikan sebagai sebuah subsistem adalah kenyataan bahwa pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang berjalan dengan dipengaruhi oleh berbagai aspek eksternal yang saling terkait satu sama lain. Aspek politik, ekonomi, sosial-budaya, pertahanan-keamanan, bahkan ideologi sangat erat pengaruhnya terhadap keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan, begitupun sebaliknya. Sedangkan pendidikan sebagai suatu sistem yang kompleks menunjukan bahwa pendidikan di dalamnya terdiri dari berbagai perangkat yang saling mempengaruhi secara internal, sehingga dalam rangkaian input-proses-output pendidikan, berbagai perangkat yang mempengaruhinya tersebut perlu mendapatkan jaminan kualitas yang layak oleh berbagai stakeholder yang terkait.

MAKALAH LANDASAN DAN ASAS PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sebagai pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat perlu memiliki landasan pendidikan agar pendidikan berhasil mewujudkan visi, misi, dan tujuannya sebagainya yang telah diwariskan secara efektif dan efisien sesuai jenis dan jenjang pendidikan baik di sekolah, pendidikan di keluarga maupun pendidikan di masyarakat. . Kajian berbagai landasan landasan pendidikan itu akan membentuk wawasan yang tepat tentang pendidikan. Dengan wawasan dan pendidikan yang tepat, serta dengan menerapkan asas-asas pendidikan yang tepat pula, akan dapat  memberi peluang yang lebih besar dalam merancang dan menyelenggarakan program pendidikan yang tepat wawasan.
Landasan pendidikan yang akan dibahas terdiri atas tauhid, hukum, filosofis, kultural, sosiologis, psikologis, serta ilmiah dan teknologi. Sedangkan asas yang dikaji adalah asas Tut Wuri

MANUSIA DAN DIMENSI

1.1.              Pengertian Hakikat Manusia
  Sifat hakikat manusia diartikan sebagai ciri-ciri karakteristik yang secara prinsipil membedakan manusia dengan hewan meskipun antara manusia dan hewan banyak kemiripan terutama jika dilihat dari segi biologisnya. Kesamaan secara biologis ini misalnya adanya kesamaan bentuk (misalnya kera), bertulang belakang seperti manusia, berjalan tegak dengan menggunakan kedua kakinya, melahirkan dan menyusui anak, pemakan segalanya, dan adanya persamaan metabolisme dengan manusia. Bahkan beberapa filosof seperti Socrates menamakan manusia itu zoon politicon (hewan yang bermasyarakat), Max Scheller menggambarkan manusia sebagai das kranke tieri (hewan yang sakit) (Drijakara, 1962:138).

MAKALAH HAKIKAT PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita sepakat bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang tidak asing bagi kita, terlebih lagi karena kita bergerak di bidang pendidikan.Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang berfikir, bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan hidup dalam hidup, dan penghidupan manusia yang mengembang tugas dari Sang Kholiq untuk beribadah. Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah Subhanaha watta’alla dengan suatu bentuk akal pada diri manusia yang tidak dimiliki mahluk Allah yang lain dalam kehidupannya, bahwa untuk mengolah akal pikirnya diperlukan suatu pola pendidikan melalui suatu proses pembelajaran dan pendidikan itu tidak dapat luntur atau tidak dapat dilupakan sampai akhir hayat. Juga pasti kita sepakat bahwa pendidikan diperlukan oleh semua orang. Bahkan dapat dikatakan bahwa pendidikan ini dialami oleh semua m

MAKALAH KONSEP HUKUM DALAM ISLAM

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.        Latar belakang
Nabi Muhammad saw mendapatkan wahyu dari Allah SWT pertama kali pada hari Senin tanggal 17 Ramadhan tahun ke-41 dari kelahirannya, bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 610 M. Semenjak saat itu, Muhammad bin Abdullah  mengemban amanat nubuwwah dari Allah SWT untuk membawa agama Islam ke tengah-tengah manusia, yang ternyata merupakan sebuah ajaran yang merombak seluruh system social, terutama system hukum yang ada pada masyarakat Jahiliyyah. Islam datang ke tengah-tengah masyarakat Jahiliyyah dengan membawa syari'ah (system hukum) yang sempurna sehingga mampu mengatur relasi yang adil dan egaliter antar individu manusia dalam masyarakat. Secara prinsip, kemunculan Nabi Muhammad saw dengan membawa ajaran-ajaran egaliter, dapat dinilai sebagai sebuah perubahan social terhadap kejahiliyyahan yang sedang terjadi di dalam masyarakat, terutama system hukumnya, dengan wahyu dan petunjuk dari Allah SWT.
Hukum Islam (Islamic Law) merupakan perintah-perintah suci dari Allah SWT yang mengatur seluruh aspek kehidupan setiap Muslim, dan meliputi materi-materi-materi hukum secara

KUALITAS PENDIDIKAN DI INDONESIA

2.1   Ciri-ciri Pendidikan di Indonesia
Cara melaksanakan pendidikan di Indonesia sudah tentu tidak terlepas dari tujuan pendidikan di Indonesia, sebab pendidikan Indonesia yang dimaksud di sini ialah pendidikan yang dilakukan di bumi Indonesia untuk kepentingan bangsa Indonesia. Aspek ketuhanan sudah dikembangkan dengan banyak cara seperti melalui pendidikan-pendidikan agama di sekolah maupun di perguruan tinggi, melalui ceramah-ceramah agama di masyarakat, melalui kehidupan beragama di asrama-asrama, lewat mimbar-mimbar agama dan ketuhanan di televisi, melalui radio, surat kabar dan sebagainya. Bahan-bahan yang diserap melalui media itu akan berintegrasi dalam rohani para siswa/mahasiswa. Pengembangan pikiran sebagian besar dilakukan di sekolah-sekolah atau perguruan-perguruan tinggi melalui bidang studi-bidang studi yang mereka pelajari. Pikiran para siswa/mahasiswa diasah melalui pemecahan soal-soal, pemecahan

PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN


a.    Prinsip-prinsip Belajar
Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya, pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mendukung proses belajar. Oleh karena itu, dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran, guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip belajar.
Banyak ahli yang mengemukakan berbagai prinsip belajar yang harus dipertimbangkan seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran. Salah satu ahli di antaranya adalah Bothwell (1968), yang mengemukakan sepuluh prinsip belajar.
1.    Prinsip Kesiapan (Readiness)
Proses belajar dipengaruhi oleh kesiapan siswa. Yang dimaksud dengan kesiapan atau readiness adalah kondisi individu yang memungkinkan ia dapat belajar. Seorang siswa yang belum siap untuk melaksanakan suatu tugas dalam belajar akan

TUGAS MAKALAH KENAMPAKAN ALAM

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kenampakan Alam
Kenampakan alam (bentang alam) adalah segala sesuatu yang ada di alam dan terbentuk oleh peristiwa alam. Kenampakan alam yang dapat kita lihat adalah yang ada dipermukaan bumi. Permukaan bumi terdiri atas daratan dan perairan. Bentuk permukaan bumi ada dua yaitu wilayah daratan dan perairan.
1.      Wilayah daratan
Adalah bagian dari permukaan bumi yang tidak difgenangi air dan berbentuk padat Kenampakan alam yang termasuk wilayah daratan adalah sebagai berikut.
a.       Dataran rendah

PENDEKATAN PEMBELAJARAN

A.    Pengertiaan Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran - Membahas pembelajaran dalam dunia pendidikan tidak akan ada habisnya. Dalam kesempatan kali ini akan membahas pengertian pendekatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran sendiri memiliki arti suatu sudut pandang tentang proses pembelajaran  yang masih dalam arti umum  yang didalamnya dapat mewadahi, menguatkan, memberikan inspirasi.

PEMBELAJARAN JARAK JAUH


A.    Pengertian Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
Pembelajaran jarak jauh bukanlah suatu hal yang baru dalam dunia pendidikan. Bila dianalisis secara gamblang, maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran jarak jauh merupakan suatu bentuk sistem pembelajaran yang proses pembelajarannya jauh dari pusat penyelenggaraan pendidikan dan bersifat mandiri, dimana aktivitas pengajaran dilaksanakan secara terpisah antara pengajar dan peserta didik. Pemisah kedua kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik maupun nonfisik. Jarak fisik dalam artian lokasi, dan jarak nonfisik yakni kondisi. Pengajar dapat menyampaikan materi ajar ke

BELAJAR UNTUK NILAI ATAU ILMU?


Dalam unsur budaya terdapat adanya sistem pengetahuan, dimana ilmu termasuk di dalamnya. Dengan demikian ilmu itu sendiri merupakan bagian dari budaya. Ilmu dan budaya mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi dan saling tergantung. Perkembangan ilmu dalam suatu masyarakat tergantung dari kondisi budaya masyarakat tersebut, dan juga perkembangan ilmu akan mempengaruhi berkembangnya budaya masyarakat. Ilmu merupakan sumber nilai dan tata hidup, baik bagi perkembangan kepribadian secara individual maupun pengembangan masyarakat secara keseluruhan.

TEORI BELAJAR HUMANISTIK

Pengertian Teori Belajar Humanistik
Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu peserta didik untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.
Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingnya isi dari proses belajar, dalam kenyataa

TEORI BELAJAR KOGNITIVISME



1.Pengertian Teori Kognitivisme
              Teori kognitif adalah teori yang umumnya dikaitkan dengan proses belajar. Kognisi adalah kemampuan psikis atau mental manusia yang berupa mengamati, melihat,menyangka, memperhatikan, menduga dan menilai. Dengan kata lain, kognisi menunjuk pada konsep tentang pengenalan. Teori kognitif menyatakan bahwa proses belajar terjadi karena ada variabel penghalang pada aspek-aspek kognisi seseorang. Teori belajar kognitiv lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri. Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, lebih dari itu belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman.

TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME


    Pengertian dari Teori Belajar Konstruktivisme

Teori Konstruktivisme  didefinisikan sebagai  pembelajaran  yang  bersifat generatif, yaitu tindakan menciptakan sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Beda dengan teori behavioristik yang memahami hakikat belajar sebagai kegiatan yang bersifat mekanistik antara stimulus dan respon, sedangkan teori kontruktivisme lebih memahami belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan memberi makna pada pengetahuannya sesuai dengan pengalamannya. Pengetahuan tidak bisa ditransfer dari guru kepada orang lain, karena setiap orang mempunyai skema sendiri tentang apa yang diketahuinya. Pembentukan pengetahuan merupakan proses kognitif dimana terjadi proses asimilasi dan akomodasi untuk mencapai suatu keseimbangan sehingga terbentuk suatu skema yang baru.

Kamis, 12 Mei 2016

MAKALAH BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH

MAKALAH BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH

image source: http://3.bp.blogspot.com/
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Dewasa ini, khususnya di Indonesia perkembangan bahasa Indonesia baik di kalangan dewasa, remaja, dan anak-anak telah mengalami perubahan yang cukup signifikan seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan semakin tingginya tingkat pergaulan remaja.
Kemudian dari hal tersebut lahirlah bahasa pergaulan yang biasa disebut bahasa gaul seperti elo, gue, tau, cewek, dan sebagainya.

Banyaknya penyimpangan-penyimpangan penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan aturan baku ialah dialek kedaerahan.
Bahasa-bahasa yang lahir dari beberapa hal yang telah diuraikan di atas dikenal dengan bahasa tidak baku yaitu bahasa yang biasa digunakan pada situasi santai dengan keluarga, tulisan pribadi, dan pergaulan sehari-hari, dan tidak cocok digunakan dalam situasi resmi seperti dalam penulisan ilmiah, diskusi, pembicaraan di lingkungan formal, dan lain-lain.

Oleh sebab itu, untuk memperdalam pemahaman mengenai bahasa Ilmiah, kami mengangkat sebuah judul makalah yaitu “Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah”.

B.  Rumusan Masalah                       

1.     Apa yang dimaksud dengan ragam bahasa?
2.     Apa yang dimaksud dengan bahasa indonesia ragam ilmiah?
3.     Apa saja ciri-ciri bahasa indonesia ragam ilmiah sub. Formal dan objektif, ringkas dan padat, serta konsisten?

C.  Tujuan

1.     Mengetahui pengertian ragam bahasa
2.     Mengetahui pengertian Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah
3.      Mengetahui ciri-ciri bahasa indonesia ragam ilmiah sub. Formal dan objektif, ringkas dan padat, serta konsisten?



BAB II
PEMBAHASAN
A.  Ragam Bahasa
Ragam bahasa dalam tulisan ilmiah mempunyai fungsi yang sangat pentingm karena bahasa indonesia merupakan media pengungkapan gagasan penulis. Bahasa indonesia yang digunakan dalam penulisan tulisan ilmiah adalah bahasa indonesia ilmiah. Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik, yang bisa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah, di dalam suasana resmi, atau dalam surat menyurat resmi disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi.
            Bahasa indonesia dalam tulisan ilmiah mempunyai fungsi yang sangat penting, karena bahasa merupakan media pengungkap gagasan penulis. Bahasa indonesia yang digunakan di dalam tulisan ilmiah ternyata tidak selalu baku dan benar, banyak kesalahan sering muncul dalam tulisan ilmiah. Bahasa indonesia dalam ragam ilmiah bersifat logis dan eksak. Ragam bahasa ini termasuk dalam ragam bahasa fungsiolek yagn berarti bahwa ragam bahasa ini digunakan dalam suatu kegiatan tertentu sesuai dengan fungsinya dalam suatu karya ilmiah.
          Berbicara mengenai pentingnya kedudukan bahasa indonesia utamanya dalam utamanya dalam ragam ilmiah hal yang penting diketahui adalah ciri-cirinya. Ada begitu banyak ciri-ciri bahasa indonesia dalam ragam ilmiah seperti lugas dan jelas, ringkas dan padat, cendekia dan masih banyak lagi ciri-ciri lainnya. Dengan mengetahui hal tersebut kita akan lebih muda dalam mengkaji ataupun memanfaatkan kedudukan bahasa dalam ragam ilmiah.

B.   Pengertian Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah

Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu bahasa Indonesia yang digunakan dalam menulis karya ilmiah. Sebagai bahasa yang digunakan untuk memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori atau gabungan dari keempatnya, bahasa Indonesia diharapkan menjadi media efektif untuk komunikasi ilmiah, baik secara tertulis maupun lisan. Berapa ciri dari bahasa indonesia ragam ilmiah adalah formal dan objektif,ringkas dan padat, serta konsisten.


C.   Karakteristik Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah
Adapun beberapa karakteristik Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah adalah sebagai berikut:
1.     Formal dan Objetif
Berawal dari Sumpah pemuda 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia mempunyai fungsi majemuk, menjadi bahasa persatuan, bahasa negara, bahasa resmi, bahasa penghubung antar individu, bahasa pergaulan, dan tidak kalah penting sebagai bahasa pengantar semua sekolah di Indonesia. Tapi tentu saja penggunaan bahasa indonesia sehari-hari berbedda dengan yang digunakan daam kalangan ilmiah.
Adapun yang akan dibahasa pada sub bab ini adalah salah satu ciri bahasa indonesia ragam ilmiah yakni formal dan objektif.
a.     Formal
Bahasa yang digunakan dalam komunikasi ilmiah bersifat formal. Formal artinya resmi. Tingkat keformalam bahasa dalam tulisan ilmiah dapat dilihat dari lapis kosakata, bentuk kata dan kalimat. Kalimat formal dalam tulisan ilmiah dicirikan oleh kelengkapan unsur wajib (subyek dan predikat), ketepatan penggunaan kata fungsi atau kata tugas, kebernalaran isi, dan tampilan esei formal. Bentuk formal berlawanan dengan bentuk yang kolokial atau bahasa sehari-hari. Bentuk formal digunakan dalam situasi berbahasa yang formal, misalnya dalam penulisan karya ilmiah.
Contoh:
Kata formal:                                        kata non-formal:
Wanita                                                 Cewek
Daripada                                          Ketimbang
Hanya                                               Cuma
Membuat                                          Bikin
Dipikirkan                                        Dipikirin
matahari                                           Mentari

Tulisan ilmiah termasuk kategori paparan yang bersifat teknis
Contoh:
Kata ilmiah teknis:                               Kata ilmiah populer:
Modern                                                        maju
Alibi                                                              alasan
Argumen                                                       bukti
Informasi                                                      keterangan
Sinopsis                                                        ringkasan
Urine                                                            air kencing


                    Bentukan kata formal dalah bentukan kata yang lengkap dan utuh sesuai dengan aturan pembentukan kata dalam bahasa indonesia.
                   Contoh:
                   Kata bernada formal:                             Kata bernada non-formal:
                        Menulis                                                           nulis
                   Mendengarkan                                                dengarkan
                   Mencuci                                                           nyuci
                   Tertabrak                                                         ketabrak

b.     Objektif
Bahasa ilmiah barsifat objektif. Untuk itu, upaya yang dapat ditempuh adalah menempatkan gagasan sebagai pangkal tolak pengembangan kalimat dan menggunakan kata dan struktur kalimat yang mampu menyampaikan gagasan secara objektif. Terwujudnya sifat objektif tidak cukup dengan  hanya menempatkan gagasan sebagai pangkal tolak. Sifat objektif juga diwujudkan dalam panggunaan kata. Kata-kata yang menunjukkan sifat subjektif tidak digunakan.
Contoh:
-         Daun tanaman kedelai yang mengalami khlorosis kiranya disebabkan kekurangan nitrogen.
-         Daun tanaman kedelai yang mengalami khlorosis disebabkan oleh kekurangan nitrogen.
Kata yang menunjukka sikap ekstrim dapat memberi kesan subjektif dan emosional. Kata seperti harus, wajib, tidak mungkin tidak, pasti, selalu perlu dihindari.
Contoh:
-         Mahasiswa baru wajib mengikuti program pengenalan program studi fakultasnya masing-masing.
-         Mahasiswa baru mengikuti program pengenalan program studi di fakultasnya masing-masing.

2.     Ringkas dan padat
Bahasa indonesia ragam ilmiah memiliki ciri-ciri ringkas dan padat. Bahasa indonesia ragam ilmiah dengan ciri ringkas dan padat, dalam penggunaannya direalisasikan dengan tidak memperlihatkan adanya suatu penggunaan unsur-unsur bahasa yang mubazir atau pemborosan.hal ini berarti bahwa dalam bahasa indonesia ragam ilmiah menuntut adanya suatu penggunaan bahasa secara hemat tanpa mengurangi makna atau tujuan dari bahasa tersebut. Karakteristik mengenai keringkasan dan kepadatan dari suatu bahasa indonesia ragam ilmiah dapat dilihat dari beberapa aspek dari batasan bahasa. Batasan tersebut yakni, tata pilihan kata, tata pembentukan kata, tata penulisan kalimat efektif, tata penulisan paragraf yang baik, pemakaian kata dan makna kata yang tepat.
Pemilihan kata merupakan hal sangat penting dalam penulisan suatu karya ilmiah karena akan dituturkan dalam karya ilmiah tersebut dan akan menetukan kejelasan infromasi yang disampaikan. Apabila dalam pemilihan kata tidak tepat, maka akan menumbulakn ketidakefektifan bahasa yang digunakan dan terganggunya kejelasan informasi sehingga akan menimbulkan kesalahpahaman terhadap informasi yang disampaikan. Pemilihan kata yang terlalu berbelit-belit biasanya membuat pembaca kurang memahami makna atau sasaran informasi yang disampaikan karena tidak adanya pemusatan inti informasi. Oleh karena itu untuk dapat memilih kata secara tepat maka penulis karya ilmiah perlu memahami kriteria pemilihan kata, yaitu ketetapan, kecermatan, dan keserasian.
a.     Ketetapan
Berkaitan dengan kemampuan pemilihan kata yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat. Oleh karena itu penulis dituntu untuk dapat memahami perbadaan makna denotasi dan konotasi, perbedaan makna kata-kata bersinonim, penggunaan kata atau ungkapan eufemisme serta penggunaan kata kongkret dan abstrak.
b.     Kecermatan
Berkaitan dengan memilih kata yang benar-benar diperlukan. Untuk dapat memilih kata secara cermat, penulis dituntut untuk memahami ekonomi bahasa dan menghindari penggunaan kata-kata yang dapat menyebabkan kemubaziran, berlebihan atau yang berbunga-bunga.
c.      Keserasian
Berkaitan dengan kemampuan memilih kata-kata yang sesuai dengan konteks pemakaiannya.
Dalam penulisan karya ilmiah penulis perlu memahani bentuk-bentuk kata yang benar dalam bahasa indonesia, yaitu sesuai dengan kaidah pembentukan kata. Hal ini dikarenakan bentuk-bentuk kata yang benar atau baku itulah yang harus digunakan dalam penulisan karya ilmiah.
Dalam konteks tersebut, pembentukan kata dalam bahasa indonesia dapat dilakukan dengan pengimbuhan, pengulangan, penggabungan imbuhan dengan pengulangan serta penggabungan kata dasar atau penggabungan unsur terikat dan kata dasar. Contoh:
“Pasien itu haruslah dibaringkan dalam posisi terlentang.”
Bentuk kata terlentang dalam kalimat diatas tidaklah tepat. Bentuk bakunya adalah telentang yang kalau diteliti lebih jauh,  bentuk itu bukanlah bentuk dasar melainkan bentuk kata dengan sisipan el.
Yang menjadi salah satu masalah dalam penulisan karya ilmiah adalah kata ulang. Kata ulang menurut bentuknya ada beberapa macam:
·        Kata ulang dengan mengulang seluruh morfem: kuda-kuda, sakit-sakit, berapa-berapa, perubahan-perubahan.
·        Kata ulang dengan imbuhan: berjalan-jalan, gigi-geligi.
·        Kata ulang yang mengalami perubahan bunyi: bolak-balik, compang-camping.
·        Kata ulang dwipurwa: lelaki, tetamu, leluhur.
Yang menjadi masalah adalah cara penulisannya. Dalam buku pedoman EYD, dikatakan bahwa kata ulang ditulis lengkap, maksudnya tidak ditulis dengan menggunakan angka 2 seperti ejaan menurut Soewandi.

3.     Konsisten
Bahasa indonesia dalam ragam ilmiah bersifat logis dan eksak. Ragam bahasa ini digunakan dalam kegiatan tertentu sesuai dengan fungsinya dalam suatu karya ilmiah. Ada begitu banyak ragam yang digunakan namun yang paling sering salah adalah ketidakkonsistensian bahasa indonesia ragam ilmiah. Konsisten, artinya harus bersifat ajeg, taat asas, selaras, dan tidak berubah-ubah. Unsur-unsur bahasa serupa pembentukan kata dan tata tulis (pengunaan ejaan dan tanda-tanda baca ) digunakan sesuai kaidah yang berlaku konsisten. Penggunaan istilah dalam bahasa Indonesia ilmiah juga perlu dilakukan secara taat asas. Sebagai contoh, kata tugas untuk digunakan untuk mengantarkan tujuan dan kata tugas bagi mengantarkan objek (Suparno, 1998). Selain itu, apabila pada bagian awal uraian telah terdapat singkatan SMP (Sekolah Menengah Pertama), pada uraian selanjutnya digunakan singkatan SMP tersebut.

                 Perhatikan contoh kalimat konsisten berikut ini !

(1)   Untuk mengatasi penumpang yang melimpah menjelang dan usai lebaran, pengusaha angkutan dihimbau mengoperasikan, semua kendaraan ekstra.
Perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagimuslim Bosnia. Bagi mereka yang penting adalah pencabutan embargo persenjataan.
(2)   Untuk penumpang yang melimpah menjelang dan usai lebaran, telah disiapkan kendaraan yang eukup. Pengusaha angkutan dihimbau mengoperasikan semua kendaraan ekstra. Perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia. Untuk mereka yang penting adalah peneabutan embargo persenjataan.

Contoh (2) tidak konsisten dengan  kaidah yang berlaku. Sementara itu, contoh yang konsisten adalah contoh (1).


BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu bahasa Indonesia yang digunakan dalam menulis karya ilmiah. Sebagai bahasa yang digunakan untuk memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori atau gabungan dari keempatnya, bahasa Indonesia diharapkan menjadi media efektif untuk komunikasi ilmiah, baik secara tertulis maupun lisan. Berapa ciri dari bahasa indonesia ragam ilmiah adalah formal dan objektif,ringkas dan padat, serta konsisten.
a.     Formal
    Bahasa yang digunakan dalam komunikasi ilmiah bersifat formal. Formal artinya resmi. Tingkat keformalam bahasa dalam tulisan ilmiah dapat dilihat dari lapis kosakata, bentuk kata dan kalimat. Kalimat formal dalam tulisan ilmiah dicirikan oleh kelengkapan unsur wajib (subyek dan predikat), ketepatan penggunaan kata fungsi atau kata tugas, kebernalaran isi, dan tampilan esei formal. Bentuk formal berlawanan dengan bentuk yang kolokial atau bahasa sehari-hari. Bentuk formal digunakan dalam situasi berbahasa yang formal, misalnya dalam penulisan karya ilmiah.
c.      Objektif
Bahasa ilmiah barsifat objektif. Untuk itu, upaya yang dapat ditempuh adalah menempatkan gagasan sebagai pangkal tolak pengembangan kalimat dan menggunakan kata dan struktur kalimat yang mampu menyampaikan gagasan secara objektif. Terwujudnya sifat objektif tidak cukup dengan  hanya menempatkan gagasan sebagai pangkal tolak. Sifat objektif juga diwujudkan dalam panggunaan kata. Kata-kata yang menunjukkan sifat subjektif tidak digunakan.
d.     Ringkas dan padat
Bahasa indonesia ragam ilmiah memiliki ciri-ciri ringkas dan padat. Bahasa indonesia ragam ilmiah dengan ciri ringkas dan padat, dalam penggunaannya direalisasikan dengan tidak memperlihatkan adanya suatu penggunaan unsur-unsur bahasa yang mubazir atau pemborosan.hal ini berarti bahwa dalam bahasa indonesia ragam ilmiah menuntut adanya suatu penggunaan bahasa secara hemat tanpa mengurangi makna atau tujuan dari bahasa tersebut. Karakteristik mengenai keringkasan dan kepadatan dari suatu bahasa indonesia ragam ilmiah dapat dilihat dari beberapa aspek dari batasan bahasa. Batasan tersebut yakni, tata pilihan kata, tata pembentukan kata, tata penulisan kalimat efektif, tata penulisan paragraf yang baik, pemakaian kata dan makna kata yang tepat.



e.      Konsisten
    Bahasa indonesia dalam ragam ilmiah bersifat logis dan eksak. Ragam bahasa ini digunakan dalam kegiatan tertentu sesuai dengan fungsinya dalam suatu karya ilmiah. Ada begitu banyak ragam yang digunakan namun yang paling sering salah adalah ketidakkonsistensian bahasa indonesia ragam ilmiah. Konsisten, artinya harus bersifat ajeg, taat asas, selaras, dan tidak berubah-ubah. Unsur-unsur bahasa serupa pembentukan kata dan tata tulis (pengunaan ejaan dan tanda-tanda baca ) digunakan sesuai kaidah yang berlaku konsisten. Penggunaan istilah dalam bahasa Indonesia ilmiah juga perlu dilakukan secara taat asas. Sebagai contoh, kata tugas untuk digunakan untuk mengantarkan tujuan dan kata tugas bagi mengantarkan objek (Suparno, 1998).

B.   Saran
Kami  sarankan kepada pembaca agar membudayakan penggunaan bahasa ilmiah dalam keadaan resmi (Formal) supaya bahasa Indonesia dapat melekat pada diri kita masing-masing, agar kita lebih berani berbicara di depan umum meskipun di dalam Lingkungan Informal terlebih dalam Lingkungan Formal.
  

DAFRAT PUSTAKA
·        http:// Bahasa Indonesi.com/dan-Penyusunan-Karangan-Ilmiah.


SENYUMMU SEKARANG ADALAH PENYESALANKU DULU

image source: http://cdn1.theodysseyonline.com/

Kembali aroma sesak merasuk dan semakin menusuk. Membuat mata menatap kosong rokok yang kian habis terpotong, oleh bara api yang membuatnya semakin gosong. Jemariku mulai rindu mengukir kata-kata manis di tiap pesan singkat yang aku tulis. 

   Namun pesan itu tak selalu berisi kata-kata manis, kadang gurauan dan candaan lalu kau balas dengan kalimat-kalimat manja nan romantis. Perbincangan bersejarah kita selalu berlangsung tanpa henti. Walaupun itu hanya lewat pesan, namun itu mampu menciptakan kenangan yang berkesan.
      Kembali tangan ku mencoba meraih rokok yang hampir habis di atas asbak. Asapnya menari-menari menggoda hingga ku kembali menghisap tembakaunya yang masih tersisa. Kadang rokoklah yang mampu sekejap membuatku melupakan segala keluh kesah. Malam itu kuputuskan untuk menyudahi perbincangan semu kita.
    Aku terlambat. Sudah ada orang lain disana yang selalu siap menunggu dan menantikan kabarmu. Orang yang selalu peduli akan keadaanmu. Orang yang mengucapkan kata-kata mesra mulai pagi sampai matahari hilang menghakhiri hari, hingga kau tidur memeluk mimpi. Setidaknya orang itu pernah mengucap cinta padamu. Setidaknya orang itu membuat kau tau kalau dia memiliki rasa sayang padamu. Dan tanpa memikirkan perasaanku, kau meng”iya”kan saat dia meminta izin untuk memasuki hatimu.
Aku kehilanganmu sebelum sempat ku sampaikan isi hatiku. Sesuatu yang seharusnya aku lakukan sejak dulu. Kini harimu-hari sudah diisi dengan kehadiran sosok baru.
    Tak ada lagi kata-kata manis yang setiap malam aku tulis. Tak ada lagi kalimat-kalimat manja yang setiap malam aku baca. Karena kalimat-kalimat manjamu itu sudah terkirim ke pemiliknya yang baru. Denganku kau berbagi kesementaraan, dengannya kau berbagi perasaan.
    Aku terlambat mengetahui ternyata kau juga punya perasaan yang sama padaku. Kembali ku hisap dalam-dalam, asap rokok yang membuat pikiranku semakin kelam. Mulai terbayang, jika saja waktu itu aku lebih cepat mengucap sayang. Semua itu kini hanya tinggal harapan lepas di tengah jalan, terbang. Kisah bahagia kita kini berhenti aku tulis, jemariku tak kuasa melanjutkan cerita kita sampai habis, karena ku tau diakhir cerita hanya ada penyesalan yang miris. Kurelakan kau bahagia dengan sosok penggantiku, tentangmu aku sudah tutup buku.
 AR..

Rabu, 11 Mei 2016

TUGAS MAKALAH FILSAFAT ILMU

MAKALAH FILSAFAT ILMU

image source: http://2.bp.blogspot.com/
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Fenomena perkembangan abad mutakhir menghendaki adanya suatu sistem pengetahuan yang komprehensif dengan demikian berdampak pada ilmu pengetahuan yang berkembang terus menerus tanpa berhenti seiring dengan perkembangan pengetahuan manusia. Perkembangan pengetahuan manusia tentang kehidupan, alam semesta dan hal-hal yang bersifat abstrak merupakan tantangan dan tujuan dari pencarian kebenaran sejati.
Perkembangan masyarakat dewasa ini menghendaki adanya pembinaan manusia yang dilaksanakan secara seimbang antara nilai dan sikap, pengatahuan, kecerdasan, keterampilan, kemampuan komunikasi, dan kesadaran akan ekologi lingkungan dengan tujuan menjadikan manusia tidak hanya berintelektual tingggi, tetapi juga memilki akhlak mulia.
Hal-hal demikian menjadikan seseorang untuk berfikir secara mendalam

TUGAS MAKALAH KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM

MAKALAH KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM

image source: https://upload.wikimedia.org/
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Dalam sejarah peradaban Yunani, tercatat bahwa pengkajian dan kontemplasi tentang eksistensi Tuhan menempati tempat yang khusus dalam bidang pemikiran filsafat. Contoh yang paling nyata dari usaha kajian filosofis tentang eksistensi Tuhan dapat dilihat bagaimana filosof Aristoteles menggunakan gerak-gerak yang nampak di alam dalam membuktikan adanya penggerak  yang tak terlihat (baca: wujud Tuhan).
Tradisi argumentasi filosofis tentang eksistensi Tuhan, sifat dan perbuatan-Nya ini kemudian secara berangsur-angsur masuk dan berpengaruh ke dalam dunia keimanan Islam. Tapi tradisi ini, mewujudkan semangat baru di bawah pengaruh doktrin-doktrin suci Islam dan kemudian secara spektakuler melahirkan

TUGAS MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM: EKONOMI ISLAM

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
EKONOMI ISLAM

image source: https://pbs.twimg.com/


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
          Salah satu aspek kehidupan manusia adalah ekonomi,  yaitu upaya manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sebagai makhluk ekonomi manusia memerlukan pemenuhan kebutuhannya melalui proses-proses tertentu. Dalam sistem ekonomi Islam , memandang masalah ekonomi tidak dari sudut pandang kapitalis, tidak dari sudut pandang sosialis, dan juga tidak merupakan gabungan dari keduanya. Islam memberikan perlindungan hak kepemilikan individu sementara untuk kepentingan masyarakat didukung dan diperkuat dengan tetap menjaga keseimbangan kepentingan publik dan individu serta menjaga moralitas.
            Sistem ekonomi Islam menghindarkan penumpukan harta kekayaan oleh sekelompok orang, namun sangat menganjurkan untuk mengalirkan kekayaan yang dimiliki untuk angggota masyarakat lainnya.